Darwis menuntaskan novelnya ini dengan menempatkan tokoh utama aku. Pilihan kata aku sebagai tokoh Tegar merupakan pilihan yang tepat untuk membawa pembaca seakan ada di sana saat cerita ini ditulis.
"Anggrek menatapku, ragu-ragu menunjukkan sesuatu itu dari telapak tangannya.
Aku seketika terdiam. Gerakan tubuhku yang membuat Lili bergoyang-goyang nyaman di pangkuan terhenti." (hlm. 228).
Seperti itulah Darwis menceritakan kisah ini mulai dari awal hingga akhir cerita. Darwis memosisikan dirinya sebagai Tegar, tokoh utama atas kisah cinta yang tergolong rumit.
Tegar, sang tokoh utama yang menjadi teman sekaligus paman, uncle,om, ayah, ibu, dan belasan karakter lain untuk empat bunga Rosie. Seorang yang percaya di saat pagilah janji-janji baru muncul. Digambarkan sebagai lelaki dewasa yang baik hati dan penyayang. Dikemukakan oleh paragraf dimana tokoh Oma menyebutkan secara langsung.
"Ya. Kau selalu melakukan hal baik, Tegar. Kau baik kepada Rosie, kau baik kepada anak-anak, kau baik kepadaku." (hlm. 287)
dilanjutkan penggalan paragraf
"Aku harus memastikan Rosie baik-baik saja. Aku tidak mungkin meninggalkan anak-anak kalau ibunya masih tidak terkendali." (hlm. 129).
Sungguh begitu sayang Tegar kepada anak-anak Rosie.
Jiwa gila bekerja hadir dalam sosok Tegar. Awalnya untuk memendam hilang rasa yang pernah dimilikanya untuk Rosie. Dapat dilansir dalam paragraf
"Kau tahu, satu setengah kali dari harga penawaran perdana. Strategi marketing yang kau lakukan berhasil. Prospektus yang hebat. Eksekusi yang baik. Semuanya sempurna." (hlm. 162).