"Apa.. mak..sudmu?" Bertrand yang mulai tersadar dari imajinasinya liarnya karena tidak dapat membalaskan dendam bertanya dengan terengah-engah, darahnya terus menetes memenuhi katedral.
"Balas dendam yang kau lakukan pada Serigala Merah tak lebih dari sekedar hukuman yang dilakukan anak kecil. Apakah ada anggota serigala Merah yang kau bunuh pada operasi cripple carnival? Yang kaulakukan hanya memotong beberapa tubuh, menusuk beberapa perut, menabrak beberapa rumah, yang intinya tak ada serangan fatal yang akan memakan korban jiwa! Apakah ini yang kau maksud balas dendam?"
Martian mengambil pistol dari pinggangnya. Membuka safety lock dari pistol dan mendekat ke Bertrand.
"Ketahuilah kak, jika kau terlahir kembali. Hiduplah dengan baik dan menjadi orang baik layaknya pilihanmu, sekalipun jika dunia dipenuhi kegelapan! Jika kau bergabung dengan kegelapan dengan tekad bodoh dan naif semacam ini, lebih kau kabur dari kegelapan itu!"Â
Martian mengangkat pistol ke kepala Bertrand.
"Selamat tinggal" ucap terakhir Martian ke Bertrand.
"*Bang...*sleurp" peluru masuk ke kepala Bertrand.
'Apa yang dia bicarakan!!!!! Bajingan!!! Disaat terakhir dia masih sok keren sendiri!!!' menjadi pemikiran terakhir dari Bertrand Engel di dunia ini.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H