"Harusnya orang-orang seperti Mas ini yang ikut membetulkan negara. Sering ke luar negeri jadi punya pengetahuan. Jangan suka menyalahkan pendahulu kita Mas".
Waduh ini kok agak melenceng dan cukup nngawur ya. "Wah Bang kalau saya sih pasti melakukan apa yang menjadi pekerjaan saya sebaik-baiknya. Sayangnya saya bukan tukang bikin jalan Bang. Cuman saya bersyukur karena ga punya kesempatan buat korupsi duit bangun jalan."
"Untuk yang satu itu kita parah sih memang". Tumben sependapat.
Mungkin karena Tuhan pun setuju dengan pendapat kita, shuttle bus ke KLIA yang kita tunggu pun datang. Perbincangan berlanjut di atas bus. Dan sejujurnya saya salut dengan orang ini. Begitu bangganya dia pada Indonesia. Saya juga bangga dengan Indonesia. Dan itu saya ceritakan pada orang-orang yang saya temui di luar negeri kemana saya jalan-jalan :)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H