Mohon tunggu...
Danu Respati
Danu Respati Mohon Tunggu... -

Menjalin cerita dari keseharian

Selanjutnya

Tutup

Catatan

Bukit Lawang vs Machu Pichu

17 Juni 2013   22:56 Diperbarui: 24 Juni 2015   11:52 192
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"The chair is available?" Seorang laki-laki dengan 2 tas ransel besar menanyakan bangku kosong di sebelah gue.

"Yeah please take a seat." Diapun duduk sambil naruh tas-tas besar di samping bangku.

Dengan modal tas dan tampang gini, gue yakin ni orang traveller beneran. Soalnya kalau traveller biasa paling bawa tas ransel satu atau yang agak malas pake tas trolly  yang bisa diransel juga. Nah kalau yang ini ada embel-embel "beneran". Tas gunung super gede 2 biji ditambah bau apek khas ga mandi seminggu.

Di bandara LCCT KL ini banyak banget model-model traveller berlalu lalang. Mulai dari yang beneran kayak orang ini, ada juga yang ala koper. Banyak juga yang berombngan dengan guide di depan ngacungin payung. Bahasanya juga macem-macem. Malaysia, Indonesia, Philipinna, Vietnam, Thailand. Bule-bule juga ga kalah banyak. Kalau yang satu ini entah kenapa gue yakin orang Indonesia.

"Jalan-jalan kemana Mas?". Kalau bukan orang Indonesia paling juga bengong. Ehh..

"Saya baru mendarat dari Amsterdam hari ini". Tu kan.

"Oh iya ini Juni. Di Belanda lagi musim tulip ya". Seperti biasa gue sok tahu.

"Nggak di Amsterdam cuman transit. Saya berangkat dari Machu Pichu 2 hari yang lalu".

"Machu Pichu? Peru?". Wow. Dari wajahnya yang capek dan baunya yang apek gue percaya. "Wah keren tu. Saya juga pengen banget ke sana. Sayang belum kesampean, ga kebeli tiketnya. Mas berapa lama di sana?"

"Lumayan lama sih 2 bulan".

"What? Ngapain aja 2 bulan di sana Mas?". Wah kalau ini bukan traveller beneran lagi tapi traveller nekat.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun