Air semakin menjauh akibat perilaku keserakahan kaum kapitalis. Air yang tadinya dianggap sebagai saudara yang seharusnya hidup berdampingan, kini menjauh bagaikan seorang asing. Dari keterasingan tersebut memunculkan permusuhan di mana air yang tadinya menjadi sumber kehidupan kini menjadi sumber kematian.Â
Air tidak lagi diperlakukan sebagai saudara yang dekat akibat keserakahan untuk kepentingan kelompok elit kapitalis. Air yang tadi dikenal sebagai mata air emas kini menjadi racun. Kehadiran pabrik gula Sumba Manis mengubah air emas menjadi air pahit.
- Hilangnya pertanian hetero kulturalÂ
Penguasaan lahan masyarakat adat menimbulkan gagalnya panen pertanian masyarakat seperti sawah, jagung, sayur-sayuran, kacang, dan tanaman pertanian lainnya.Â
Alasannya adalah air difokuskan pada perkebunan tebu milik perusahaan gula. Bahkan, masyarakat lokal tidak bisa menanam tebu untuk suplai tebu ke perusahaan gula. Hal ini menunjukkan penguasaan lahan oleh perusahaan untuk kepentingannya dan petani lokal hanya menjadi penonton.
Masyarakat tidak diedukasi bagaimana seharusnya menjadi petani tebu dan hasilnya dapat dijual kepada perusahaan. Masyarakat hanya menjadi pekerja kebun perusahaan dan tidak menjadi tuan atas tanahnya sendiri.
Dari amatan saya, hal ini tidak memihak pada kebutuhan masyarakat lemah bahkan cenderung menunjukkan sikap yang tidak memanusiakan manusia dengan upah yang rendah.Â
Ayah saya sempat dikontrak selama 2 bulan untuk mengangkut tebu milik perusahaan dengan jam kerja yang tidak manusia. Siang malam kerja namun gaji Rp.3 jt/bulan untuk 2 orang sopir. Ketika sakit tidak ditanggung dan perusahaan melimpahkan kepada vendor yang mengontrak truk yang dioperasikan oleh ayah saya.
- Hewan peliharaan tidak bebas lagi dilepas di PadangÂ
Umumnya masyarakat Sumba melepaskan hewan peliharaan mereka seperti kuda, sapi, kerbau dilepas secara bebas di Padang. Namun karena kehadiran pabrik gula, lahan yang tadinya adalah padang dan hutan untuk hewan kini telah beralih fungsi menjadi perkebunan tebu.
Bahkan hewan-hewan pun kesulitan air minum. Hewan-hewan memerlukan air untuk menjaga stamina dan kesuburan mereka, kini air telah menjauh dari merekaÂ
Saran saya kepada pemerintah Sumba Timur secara khusus adalah pertama, perlu dibuatkan regulasi yang jelas terhadap investor agar penguasaan lahan patut memperhatikan dampak kerusakan lingkungan.
Kedua, pemerintah perlu memperhatikan kearifan lokal yang memandang air sebagai saudara sehingga ia diperlakukan dengan baik.