Mohon tunggu...
Jefri Maradi
Jefri Maradi Mohon Tunggu... Dosen - Dosen Teologi

Menulis dan Membaca

Selanjutnya

Tutup

Nature

Sumba Manis: Hadirmu Membuat Air Emas Menjadi Pahit?

17 Mei 2024   00:34 Diperbarui: 17 Mei 2024   01:10 154
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Air semakin menjauh akibat perilaku keserakahan kaum kapitalis. Air yang tadinya dianggap sebagai saudara yang seharusnya hidup berdampingan, kini menjauh bagaikan seorang asing. Dari keterasingan tersebut memunculkan permusuhan di mana air yang tadinya menjadi sumber kehidupan kini menjadi sumber kematian. 

Air tidak lagi diperlakukan sebagai saudara yang dekat akibat keserakahan untuk kepentingan kelompok elit kapitalis. Air yang tadi dikenal sebagai mata air emas kini menjadi racun. Kehadiran pabrik gula Sumba Manis mengubah air emas menjadi air pahit.

  • Hilangnya pertanian hetero kultural 

Penguasaan lahan masyarakat adat menimbulkan gagalnya panen pertanian masyarakat seperti sawah, jagung, sayur-sayuran, kacang, dan tanaman pertanian lainnya. 

Alasannya adalah air difokuskan pada perkebunan tebu milik perusahaan gula. Bahkan, masyarakat lokal tidak bisa menanam tebu untuk suplai tebu ke perusahaan gula. Hal ini menunjukkan penguasaan lahan oleh perusahaan untuk kepentingannya dan petani lokal hanya menjadi penonton.

Masyarakat tidak diedukasi bagaimana seharusnya menjadi petani tebu dan hasilnya dapat dijual kepada perusahaan. Masyarakat hanya menjadi pekerja kebun perusahaan dan tidak menjadi tuan atas tanahnya sendiri.

Dari amatan saya, hal ini tidak memihak pada kebutuhan masyarakat lemah bahkan cenderung menunjukkan sikap yang tidak memanusiakan manusia dengan upah yang rendah. 

Ayah saya sempat dikontrak selama 2 bulan untuk mengangkut tebu milik perusahaan dengan jam kerja yang tidak manusia. Siang malam kerja namun gaji Rp.3 jt/bulan untuk 2 orang sopir. Ketika sakit tidak ditanggung dan perusahaan melimpahkan kepada vendor yang mengontrak truk yang dioperasikan oleh ayah saya.

  • Hewan peliharaan tidak bebas lagi dilepas di Padang 

Umumnya masyarakat Sumba melepaskan hewan peliharaan mereka seperti kuda, sapi, kerbau dilepas secara bebas di Padang. Namun karena kehadiran pabrik gula, lahan yang tadinya adalah padang dan hutan untuk hewan kini telah beralih fungsi menjadi perkebunan tebu.

Bahkan hewan-hewan pun kesulitan air minum. Hewan-hewan memerlukan air untuk menjaga stamina dan kesuburan mereka, kini air telah menjauh dari mereka 

Saran saya kepada pemerintah Sumba Timur secara khusus adalah pertama, perlu dibuatkan regulasi yang jelas terhadap investor agar penguasaan lahan patut memperhatikan dampak kerusakan lingkungan.

Kedua, pemerintah perlu memperhatikan kearifan lokal yang memandang air sebagai saudara sehingga ia diperlakukan dengan baik.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun