Dampak PositifÂ
- Terbukanya lapangan pekerjaan
Kehadiran pambrik memberikan peluang kepada putra-putri daerah untuk mendapatkan pekerjaan. Selama ini, banyak orang muda pergi merantau ke luar pulau seperti Bali (paling banyak), Jawa, Jakarta, dsb.Â
Mereka meninggalkan kampung halaman demi mencari pekerjaan karena di Sumba tidak ada lapangan pekerjaan. Karena itu, kehadiran pabrik tersebut dapat menjadi alternatif bagi pemuda-pemudi Sumba untuk tidak meninggalkan kampung halaman.
- Meningkatkan Pendapatan DaerahÂ
Tidak dapat dipungkiri, kehadiran pabrik gula dapat menambah pendapatan daerah sehingga Sumba dapat keluar dari kategori daerah termiskin.
Selama ini, NTT merupakan salah satu kategori propinsi termiskin di Indonesia sehingga tidak heran banyak terjadi perdagangan manusia.
Dari kedua dampak positif, terdapat dampak negatif yang menjadi perhatian pemerintah setempat.
Dampak NegatifÂ
- Kerusakan HutanÂ
Perusahaan menguasai tanah masyarakat adat bahkan tanah yang diyakini oleh masyarakat adat sebagai Sumber kehidupan, yaitu air. Hutan dilindungi oleh masyarakat adat karena falsafah Matawai Amahu pada Djara Hamu yaitu mata air emas Padang kuda yang indah sebagai pemberi kehidupan.
Masyarakat lokal tahu bagaimana memperlakukan air dengan baik di mana air dipandang sebagai saudara yang menjadi pangkal dari kehidupan.
Bahkan, masyarakat adat Sumba tidak sembarangan menebang hutan. Jika hendak menebang pohon untuk pembangunan rumah, diperlukan ritual dalam keyakinan Marapu guna mendapatkan ijin. Jika dalam ritual terdapat pesan tidak boleh menebang pohon, maka nita tersebut akan diurungkan.Â
Jadi, kehadiran pabrik gula memiliki dampak kerusakan lingkungan yang berkepanjangan bahkan kerusakan tersebut akan dialami oleh generasi berikutnya.
- Kesusahan Air