Berdasarkan eksegetis literer, penulis melihat bahwa keterpanggilan murid-murid Yesus yang pertama merupakan suatu perstiwa besar perihal misi yang akan dijalankan dalam mewartakan injil atau kabar sukacita. Dalam peristiwa tersebut tidak ditampilakan hanya sebagai objek semata melainkan sebagai objek dan subjek antara Yesus dan Murid-murid-Nya, dimana menciptakan relasi yang dalam antara Yesus dan para murid yang dipanggil-Nya.
Inti teologis dari teks ini adalah (yoh 1:35-42) adalah soal keterlibatan manusia dalam karaya pewartaan Allah, dalam hal ini diwakili oleh murid-murid yang dipilih oleh Yesus. Keterpilihan itu pada dasarnya dilandasi oleh kasih Allah yang besar, kasih Allah yang sempurna, kasih Allah yang tanpa batas. Dan kasih itu terwujud dengan keberhasilan para muid dala mengikuti Yesus. Pesan teologis teks ini berkiblat juga pada satu hal yakni keteguhan iman para murid.Â
Keteguhan iman para Murid inilah yang memungkinkan Terjadinya keselamtan. Keselamatan yang terjadi pada manusia, pertama-tama terjadi karena kasih Yesus dan iman dari manusia itulah yang menentukan keselamtan baginya. Kisah keterpanggilan para murid mewakili keterpanggilan semua manusia, maka sebagai murid Yesus juga, kita sebagai manusia harus mampu mendedikasikan diri kita pada kehendak Allah dalam hal ini iman kita harus terarah kepada Allah.
Â
Daftar pustakan
Â
Jaubert Anne, Mengenal Injil Yohenes, Yogyakarta:Kanisius, 1976
https://alkitab.sabda.org/passage.php?passage=Yoh%201:35-42&tab=text
Suharyo, I. pengantar Kitab Suci Perjanjian Baru, (Naskah), FTW,
Carson, Hlm 150
-Dufour Xaxier Leon, Dictionary Biblica Theology.