Mohon tunggu...
jefrianus temba
jefrianus temba Mohon Tunggu... Editor - siap

jefri

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Panggilan Murid-Murid Yesus yang Pertama (Makna Ekesegetis Teks Yoh 1:35-41)

17 April 2022   21:57 Diperbarui: 17 April 2022   22:10 2372
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Jenis Sastra

Para pembaca dan para teolog sering mengatakan bahwa gaya penyampaian injil Yohanes itu adalah dengan gaya berpidato. Gaya berpidato ini sangat mencolok dalam gaya Yohanes. Jenis bahasa ini, ternyata sesuai dengan situasi jamannya, dimana cocok dengan pengungkapan perasaan hati yang bergejolak dalam hati para tokoh ceritanya atupun untuk menyatakan makna yang terkandung  dalam suatu peristiwa. Dilihat dari sudut ini gaya pidato dapat berpeeran dalam cerita ibarat "chorus" dalam tragedy-tragedi yang diciptkan para dermawan yunani kuno[3] 

Dalam perikop injil Yohanes bab 1:35-42, sangat menonjol gaya bahasa yang digunakan, disitu dijelaskan bagaiman Yohanes membangun dialog dengan para murindya tentang Yesus. Ungkapn Yohanes itu menggambarkan bahwa memang benar gaya yang dipakai oleh yohanes itu adalah gaya berpidato. Mengapa? Karena selain menyampaikan pesan juga mendapat tanggapn balik dari apa yang disampaikan itu. Dan itulah gaya atau cirri khas berpidato dan berdialog.

 Yohanes kerap kali menyinggung bagaimana ia secara langsung mendengar pesan Yesus, dan berangkat dari mendengar  pesan itu, Yohanes menyimpulkan bahwa Yesus menyampaikan pesan-Nya dengan gaya berpidato atau pewarta. Sehingga kita kenal bagaimana dalam injil Yohenes banyak kali menggunakan symbol-simbol. Itu menggambarakan gaya analogi yang berbentuk pidato, sebagai contoh tentang panggilan para murid-Nya yang pertma itu. 

Filologi[4]

  • Kata mereka mengikuti Yesus: Mengikuti Yesus berarti tindakan lahiriah yang mengungkapkan keinginan untuk mengiktui Yesus secara rohani. 
  • Apakah yang amu cari?: Pertanyaan semacam ini merupakan suatu penolakan, tetapi apbila diucapkan dengan lembut tdak demikian. Pertanyaan baliknya adalah, Di manakah Engkau tinggal? Seperti halnya tindakan mereka mengikti Yesus, dapat memiliki makna yang lebih mendalam lagi-apakah rahasia dari kehidupan dan kuasa Rohani-Mu? Tempat tingglnya pasti tidak menarik bagi mereka, tetapi percakapan agung yang menyusul tetap membekas di dalam ingatan mereka sebagai kenangan indah.
  • Waktu: Bertahun-tahun kemudian Yohanes masih mengigat waktu pertemuan tersebut terjadi kira-kira pukul empat sore. 
  • Yesus Anak Domba Allah,: Ketika Yesus disebut sebagai Anak Domba Allah dalam Yohanes 1:32 dan 1:36, hal ini merujuk pada Yesus sebagai korban yang terutama dan sempurna untuk menebus dosa. Pertanyaan yang diberikan Yohens terhadap para muridnya mau mengatakan bahwa Yesus adalah Mesias yang dinantikan, dimana di dalam Dia ada keselamatan, ada hidup dan ada jalan. 
  • Murid: Murid dalam bahasa Yunani: Mathts (dari kata manthan: belajar, membiasakan diri dengan sesuatu, akrab dengan). Sedangkan dalam bahasa Ibrani kata murid: mesyart (Kel 24:13; 1 Raj 19:21; 2 Raj 4:12; Yer 32:12-13), lebih dipahami sebagai hamba. Dalam Perjanjian Lama hanya ada satu teks dari masa Yudaisme yang menyebut kata "murid". Hal ini dapat dijelaskan dengan kenyataan bahwa hubungan individu dengan Allah selalu dipahami dalam rangka hubungan seluruh bangsa Israel dengan Allah. Dalam Yudaisme dan barangkali karena pengaruhi Helenisme, berkembang gagasan Talmd dalam hubungan dengan rabbi yaitu orang yang hampir berwibawa ilahi dalam mengartikan Alkitab.[5]

Struktur dan pergerakan teks

Struktur teks ini diawali kisah penglihatan para Murid Yohanes terhadap pribadi Yesus. Ini dapat dikatakan sebagai prolog dari teks ini, dimana penglihatan dan ketergerakan hati para murid Yohanes dalam melihat Yesus menggambarkan bagaimana pergerakan memulai misi itu terjadi. Terkait dengaan struktur umum teks ini dapat dikatakan demikian: 

Pembukaan Surat (1:35-36) Dimana pada keesokan harinya Yohanes berdiri dengan dua muridnya, dan ketika melihat Yesus dia katakan "Lihatlah Anak Domba Allah", lalu kedua murid itu mendengarnya dan mulai saat itu mereka mengikuti Yesus. 

Kesaksian Yohanes (1: 37-42) Yohanes mengatakan kepada muridnya tentang siapa Yesus. Dan setelah para murid mengetahui siapa itu Yesus, mereka bergegas dan bertanya tentang tempat tinggal Yesus dan juga sejak saat itu Yesus memanggil mereka untuk mengikuti-Nya. Inilah yang menjadi kesaksian Yohanes tentng Yesus. Dimana pengenalan para muridnya mengenai Yesus sungguh-sungguh membuat Yohanes merasa dipenuhi akan semua tugas yang diberikan kepadanya oleh Bapa.

 Pengarang dan asal-usul

Pada umumnya diterima bahwa pengarang injil keempat adalah Rasul Yohanes. Sekurang-kurangnya dapat diteriman bahwa rasul Yohanes menjadi sumber tradisi dalam penulisan injil tersebut. Umum diterima bahwa injil Yohanes ditulis tahun 90-100, tradisi menyebut kota Efesus sebagai tempat penulisanya.[6] Ini terkait dengan konteks penulisanya, dan bagaimana dalam kontek perikop injil Yohanes 1:35-42? Dalam teks Yohanes 1:35-42 dapat kita mengerti dan pahami secara garis besar bahwa sangat jelas teks itu ditulis oleh Yohanes sendiri. dan penulisan itu berlangsung di Efesus. Inilah dasar fundamental pengarang dan asal-usul teks itu di tulis.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun