Mohon tunggu...
Jeni fitriasha
Jeni fitriasha Mohon Tunggu... -

Eks. mahasiswa Psikologi. Pemilik sunyiberdialog.tumblr.com

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Imajinasi Palung

30 Mei 2016   11:41 Diperbarui: 13 Juni 2016   23:01 48
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

 Palung terdiam, ia baru sadar bahwa ia tidak mengetahui bagaimana rupa pencuri itu. Ia mencoba memikirkan sesuatu tapi ia benar-benar tidak bisa mereka-reka. Mengimajinasikan satu sosok di dalam kepalanya. Ia tidak bisa lagi karena kesusahan memikirkan itu, Palung menjambak-jambak rambutnya sendiri. Ia berharap dengan melakukan itu ia bisa mengimajinasikan satu sosok di dalam kepalanya.

Polisi-polisi yang melihatnya, terkejut. Dalam pandangan mereka, Palung seperti sedang mengamuk. Marlokot langsung beranjak dari meja dan tempat duduknya. Menyelamatkan cangkir berisi kopi dan beberapa surat-surat penting.

Semua polisi yang sedang berada di dalam kantor bersiap-siap memegang senjata mereka. Palung sudah melompat-lompat sambil menjambak rambutnya sendiri. Ia mulai berteriak tidak jelas. Air matanya sudah mengalir. Mengalir sangat deras sehingga kerah bajunya basah.

Udara siang itu sedang dingin. Di luar kantor polisi yang kecil itu, gerimis turun bersama angin kencang. Dari luar, kantor polisi itu tampak tenang-tenang saja. Padahal, ada tujuh orang polisi tengah bersiap-siap memegang senjata mereka sambil memperhatikan gerak-gerik seorang laki-laki yang berumur 28 tahun. Polisi-polisi itu sedang ketakutan. Mereka takut, Palung akan merusak sarana kantor dan melukai mereka. Mereka ingin membawa Palung keluar secepatnya dari kantor mereka yang kecil itu.

“Imajinasi… imajinasi!” Teriak Palung berkali-kali.

*

Beberapa minggu setelah kejadian di kantor polisi itu,  Palung ditemukan mengapung di bendungan dengan tangan kanan memegang sebuah buku berwarna biru dongker, buku yang diberikan oleh Rinjani. Ya, Rinjani kekasihnya yang kini sedang menikmati bulan madu dengan laki-laki lain. Di lembaran buku yang terbuka itu tertulis jelas sebuah kalimat, Kiat Menciptakan Imajinasi. Sebuah tips yang ia catat dari artikel di internet.

Di dalam tips itu dituliskan bahwa jika ingin menciptakan suatu imajinasi haruslah dalam keadaan rileks. Cobalah pejamkan matamu dan bayangkan kamu sedang berada di suatu tempat. Di sana, di salah satu contoh tipsnya di tulis, bayangkan kamu sedang berada di atas jurang yang tinggi, cobalah untuk merentangkan tangan dan hiruplah udara yang datang dengan perlahan-lahan. Rasakan sejuk dan damainya. Lalu kepakkan kedua tanganmu seolah-olah itu adalah sayap. Kemudian melompat dan terbanglah!

Beberapa polisi berenang dan berusaha mengangkat tubuh Palung. Terlihat salah satu di antara polisi itu adalah Marlokot, polisi muda yang menangani kasus pencurian imajinasinya Palung. Marlokot terlihat murung, ada mimik kedukaan terpancar di wajahnya. Ia pasti ingat jasad siapa yang sedang ia angkat.

Di wajah Palung yang sudah seputih bengkoang, hinggap senyum. Dari atas bendungan di pinggir jembatan, ada seseorang yang sedang tersenyum bahagia. Ia merasa mendapatkan lagi imajinasi yang lebih tinggi. Kembali ia memejamkan mata, berimajinasi seolah-olah sedang mati.

 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun