Mohon tunggu...
Jasmine
Jasmine Mohon Tunggu... Wiraswasta - Email : Justmine.qa@gmail.com

Just me, Jasmine, just a tiny dust in the wind

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Nyx...

21 Desember 2016   14:20 Diperbarui: 21 Desember 2016   15:02 333
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Untuk beberapa saat, sunyi merambati dapur super modern itu. Beberapa staff tampak canggung dan hanya saling melempar pandang tak jenak. Para asisten chef duduk membisu dalam satu meja. Sebotol anggur yang sedianya akan dinikmati merayakan akhir hari melelahkan ini, kaku tak banyak disentuh. Mereka semua sama lelah dan kesalnya dengan Todd. Tak seorangpun berniat gila memperpendek sumbu kejengkelan Sang Boss.

“Keep it calm, dude,”Anya mendaratkan tepukan lembut menenangkan di pundak Todd. Hanya Anya saja yang berani berinisiatif memadamkan api dalam bidang dada Todd.

Kedekatan mereka memang tak hanya sebagai boss and his right hand assistance. Tapi juga di luar Figs, di pesta-pesta terliar dan bebas kaum upper echelon. Juga di ragam event karpet merah yang mendapat limpahan perhatian para pewarta. Nyx tahu bahwa keduanya pun berbagi lantai pada sebuah kompleks hunian vertikal di lingkungan Victoria Peaks yang mewah. Uniknya, sepasang itu tak terperangkap dalam bius romansa. Karena keduanya penganut pola ketertarikan s3x yang berbeda. Nyx sangat tahu akan hal itu. Nyx..??

Sefanja atau Anya(tapi Nyx sejak mula telah memanggilnya Miss Chef, sehingga perempuan Nordic sexy yang hobi mengunyah candy itu acap tergeli-geli dan terus mengulang kalimat penolakan; I am not the chef, I am not the chef) adalah katalisator bagi Nyx bekerja di negeri Tiger Cliff  ini dengan gaji bulat tanpa sesen pun potongan seperti umum terjadi pada pekerja yang terikat kontrak dengan cukong, agensi, atau biro apa sajalah.

Sungguh?

Bermuara pada suatu penghujung hari, Nyx sedang menyapu di sebuah hostel ber-view Teluk Jimbaran nan indah ketika tetiba seorang tamu menjerit kesakitan dan nyaris tenggelam di pemandian air hangat. Nyx hadir sebagai penyelamat dan kehandalannya memijat pun berbuah imbalan ajakan migrasi tanpa TOC. Waktu itu Nyx tak berpikir dua kali. Ia tak punya sesiapa di Bali dan sudah sangat muak dengan manajer cabulnya yang tak henti berkunjung ke kamar sewanya di malam hari dengan cinderamata kilau belati.

Malangnya Nyx, baru beberapa bulan di negeri asing, ia mulai merasakan pepatah keluar dari mulut singa masuk ke dalam congor buaya betina. Manajer Bali terhindari, ini turis asing yang seharusnya tak dipercayai mulailah menancapkan gigi. Nyx cukup waspada ketika kasih sayang yang terasa sangat, sangat tak biasa berlanjut dengan sentuhan kelembutan yang menegakkan bulu romanya. Namun begitu ia tak menolak pemberian nama ‘Nyx’, yang menurut penuturan Anya, bermakna cahaya (dalam bahasa Yunani).

Setelah banyak upaya physical intimacy gagal, mulailah secara intens Nyx disodori ragam L s3x toys, video tentang kehidupan ‘indah’ ala The Dykers berikut metoda memadu asmaranya. Hmm, bamby sexuality, bumper-to-bumper,bahkan Nyx sempat bergabung di even rutin Munch-Brunch, kongko-kongko jelang makan siang bersama komunitas itu. Tapi Nyx tidak sebegitu bodoh bila ‘kenikmatan’ yang ditawarkan itu (mungkin) demi mengaburkan kisah seram tentang obsesi negatif dan kecemburuan yang membabi buta dengan ending cerita fatal. Beruntunglah Nyx, pada upayanya yang terakhir, ia berhasil meyakinkan Anya.

“My darling Miss Chef, please, berhentilah membujuk saya. Yakinlah, semua ini tak ada guna, sebab saya hanya merasa mual, mau muntah, eneg, sungguh Miss Chef. Pokoknya, saya hanya akan bahagia dengan menu buah zakar untuk midnight dinner saya, dan bukan sepasang buah dada.”

Nyx ingat, ketika itu Anya tertawa terbahak-bahak mendengar perumpamaan tak bertedeng aling-aling dari mulutnya.

Bbraakk! Gedumbraanngg!!

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun