“Dengan tangan penyulam yang sama, dengan doa akan ia tambahkan di setiap tusukan sulamannya…”
“Saputangan itu… katakan kepadaku pabrik manakah yang telah memproduksinya…,” Gen entah bicara apa.
“Saputangan itu… made in Rinai. Dan hanya kaulah, Genta, pelanggan satu-satunya yang boleh memiliki saputangan Rinai…”
-o0o-
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!