Mohon tunggu...
Jasmine
Jasmine Mohon Tunggu... Wiraswasta - Email : Justmine.qa@gmail.com

Just me, Jasmine, just a tiny dust in the wind

Selanjutnya

Tutup

Dongeng Artikel Utama

Di Sebuah Kawasan

20 Mei 2015   15:07 Diperbarui: 17 Juni 2015   08:37 93
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
1432108944645664004

"Ouh, ini terlalu, wahai manusia, sungguh terlalu, ubahlah yang lebih halus lagi! Kalau tidak, bisa-bisa feminis nanti menangis dan kau dibuikan atas nama pelanggaran HAM," usul Ellyza, gajah betina tua yang bijaksana. Belalainya gemulai, lembut menunjuk pada plakat berbunyi "Selamat Datang di Kawasan Kotor dan A-moral."

"Ini-nih, pasang ini saja," Hennoy si hyena dan Foxy Lady si rubah menyodorkan sebuah plakat yang telah digaruknya dengan cakar bertinta darah dari moncong mereka, lalu terbacalah: "Selamat Datang di Kawasan Pelangi. Yang Sok Suci Dilarang Masuk."

"Aaah, mengapa tak terpikir oleh kami?" seru salah seorang rakyat manusia. "Bagus, bagus! Anda para binatang, benar-benar telah menunjukkan sisi kebijakan yang selama ini tersembunyi dan luput dari penelitian kami."

"Bagaimana sih? Ngakunya punya banyak professor dan ilmuwan?" ejek Mary Meerkat, sepupu jauhnya bajing loncat yang berbulu cokelat.

"Pffuhh, kalian manusia! Alih-alih gengsi mengakui kotor, lantas memoles habis jiwa dan raga yang dipunya. Palsu menjadi asli tapi palsu. Benar disamarkan. Salah dibuat indah agar mata melihatnya sah. Adapun mata hati, segera dibutakan agar tak melulu resah," ejek Chika si Cucakrawa yang terkenal cerewet itu. Cemoohan yang tak gubris rakyat manusia. Atau pura-pura tuli telinganya?

Akhirnya sidang paripurna dan ajang penganugerahan itu bubar dengan satu anggukan nan anggun dari Jerry sang raja jerapah.

Rakyat manusia kini menjadi lebih tertib dalam kepemimpinan para binatang yang sudah lulus ditatar. Sampai pada suatu hari, seorang manusia dari pedalaman yang selamanya tak pernah tahu menahu kehidupan di luar rimbanya, tersesat di sebuah kawasan dengan plakat itu.

"Selamat Datang di Kawasan Pelangi. Yang sok suci dilarang masuk," eja Udik, si manusia udik.

"Berhenti! Apakah anda manusia suci?" tanya Herderdog penjaga kawasan itu.

"Bukan," jawab si Udik diterpa kebingungan. Dia merasa tak suci walau subuh tadi yakin sudah mandi. Namun sepiring nasi goreng, telur ceplok satu butir, dan secangkir kopi, yang diperolehnya dari kedai di tepi hutan, masih bergumul dalam goa lambungnya. Tak lama lagi menu sarapan itu akan mengendap menjadi kotoran yang akan dibawa kemana dia pergi sebelum ususnya mulas isyarat untuk lekas membuangnya.

"Kok tanya suci segala? Memangnya anda juga suci?" balas si manusia udik. Tampak jelas wajahnya tak senang mendapatkan pertanyaan semacam itu.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Dongeng Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun