Mohon tunggu...
Puisi Pilihan

Mamaku

8 Mei 2016   14:00 Diperbarui: 8 Mei 2016   14:45 127
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Wanita tersebut menghapus airmatanya.

“Aku tidak tahu”

 , kemudian mengarahkan pandangan mereka ke arahku. Aku menatap mereka bergantian. Aku tidak mengatakan apa-apa. 

“Ayo pergi. Nanti kita akan menjenguknya lagi minggu depan”

Wanita tersebut mengangguk. Kemudian dia pergi setelah melepaskan sebuah lambaian kepadaku dan mamaku. Setelah mereka pergi, aku melihat wajah mamaku. Wajahnya terlihat bersih. Mungkin wanita tersebut telah membasuh wajah mama. Erat, aku kembali memeluk tubuh mama yang masih tertidur. Kemudian, memejamkan mata, aku menyanyikan sebuah lagu untuknya. Sebuah lagu yang aku karang sendiri. Menceritakan perasaan sayangku padanya.

***

Laki-lak idan perempuan tersebut pergi dengan mobil mereka. Di tengah perjalanan, tidak ada suara. Wanita tersebut sibuk dengan pikirannya. Laki-laki tersebut tahu, saat ini bukanlah saat yang tepat untuk mengajak wanita yang duduk di sebelahnya untuk bicara. Maka, dia memutuskan untuk menghidupkan radio mobil. Tidak suka musik, dia menukar channel yang menyiarkan berita. Mata wanita di sebelahnya untuk kesekian kali meneteskan airmata. Sebuah berita dibacakan dengan nada datar pembawa berita tersebut.

Berita hari ini

Kota X, wanita paruh baya dan pemuda gila yang biasa berkeliaran di kota X dibawa ke rumah sakit kota Y oleh pihak yang mengaku sebagai anggota keluarga mereka. Kedua orang gila tersebut ditemukan di bangunan tua di jalan Z. bangunan tersebut merupakan bangunan terlantar, sehingga sering dijadikan tempat tidur oleh orang-orang yang tidak memiliki tempat tinggal di kota X.

Menurut pengakuan seorang saksi mata, dia mendengar dari salah seorang pihak keluarga, kalau wanita paruh baya tersebut menghilang karena anak hasil hubungan gelapnya dibuang oleh orang yang dibayar pihak keluarga. Bayi tersebut dibuang karena kedua orangtua wanita tersebut malu memiliki cucu yang lahir dari luar pernikahan. 

Orang yang dibayar untuk membuang tersebut mengatakan kalau dia membuang bayi tersebut di dekat sebuah warung kopi di suatu kota. Namun, dia tidak mau memberikan informasi lebih lanjut kecuali si wanita paruh baya ini mau memberikan sejumlah uang. Sayangnya, sebelum uang tersebut ditranfer, orang yang membuang bayi tersebut meninggal dunia karena kecelakaan. Informasi tentang anak tersebut terputus.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun