Mohon tunggu...
Jarang Makan
Jarang Makan Mohon Tunggu... Freelancer - Freelancer

Penggemar content manajemen, pengembangan diri, dan fiksi.

Selanjutnya

Tutup

Cerbung

Meniti Jalanan Setapak 2

15 Oktober 2024   13:39 Diperbarui: 22 Oktober 2024   06:18 51
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Oh iya! Aku mau, ayah!" Widura segera mengiyakan tawaran ayahnya. Pandang matanya terlihat bercahaya dan berkilat-kilat.

"Tapi kamu harus giat berlatih dan bekerja di rumah terlebih dahulu. Karena untuk menjadi prajurit kamu harus terbiasa hidup rajin dan mau bekerja keras."

"Iya Ayah. Aku akan berjanji untuk makin giat melakukan apa saja," Widura meyakinkan ayahnya.

Setelah dirasa cukup Ki Baskara mengajak anaknya kembali melanjutkan perjalanan. Mereka melewati beberapa desa, pasar, persawahan, atau kebun. Sesekali mereka bahkan berjalan berbarengan dengan seseorang yang kebetulan berjalan searah. Beberapa penunggang kuda juga mereka jumpai. Widura sering bertanya tentang hal-hal yang baru ia temui di sepanjang jalan, sama seperti saat mereka melakukan perjalanan ke arah kediaman Ki Sarwana.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerbung Selengkapnya
Lihat Cerbung Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun