Mohon tunggu...
Jarang Makan
Jarang Makan Mohon Tunggu... Freelancer - Freelancer

Penggemar content manajemen, pengembangan diri, dan fiksi.

Selanjutnya

Tutup

Cerbung

Meniti Jalanan Setapak 2

15 Oktober 2024   13:39 Diperbarui: 22 Oktober 2024   06:18 64
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Setelah melewati malam yang segar karena turunnya gerimis, Widura dan Ki Baskara terbangun saat ayam jantan berkokok mendampingi hadirnya pagi. Ki Baskara membersihkan diri terlebih dahulu sebelum tiba giliran Widura. Tidak lama berselang Ki sarwana, istrinya, dan anak gadisnya bergantian melakukan hal yanggg sama.

Ki Baskara merapikan bekal pakaian miliknya dan anaknya, lalu membungkus kesemuanya dalam selembar kain. Kunjungan mereka hanya dua hari dengan keseluruhan perjalanan dua hari, sehingga bekal yang dibawa tidak terlalu banyak. Setelah memastikan semua barang terbungkus rapi, Ki Baskara mengajak anaknya keluar dari bilik tempat tidur mereka.

Hari masih gelap walau langit timur mulai bersemu merah. Api penerangan rumah belum pula dimatikan. Di teras depan, Ki Sarwana telah menunggu tamunya di atas sebuah bale bambu.

"Silahkan Kang Baskara duduk dulu sambil menunggu yang hangat-hangat di sini," ujar Ki Sarwana mempersilahkan tamunya yang akan pulang.

"Oh terima kasih, adi Sarwana," jawab Ki Baskara singkat sambil menaruh pantatnya di atas bale bambu. Sementara Widura ikut duduk di sisi ayahnya.

"Bagaimana Widura? Kamu kerasan bermain-main dengan adik-adikmu?" Ki Sarwana bertanya kepada kemenakannya.

"Senang, paman. Di sini banyak teman," Widura menjawab.

"Tentu saja, karena desa Legang lebih besar daripada desa Ngalam. Tidak aneh bila jumlah anak yang seumuranmu juga banyak," sahut Ki Sarwana.

Tidak lama Nyi Sarwana muncul sambil membawa minuman jahe hangat. Kemudian anak gadisnya membawa makanan yang terbungkus daun pisang.

"Silahkan jahe hangatnya diminum, kang. Ini juga ada sedikit bekal untuk di jalan," kata Nyi Sarwana mempersilahkan kakaknya.

"Wah, pakai bekal segala, merepotkan nih," ucap Ki Baskara.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerbung Selengkapnya
Lihat Cerbung Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun