Mohon tunggu...
Ahmad J Yusri
Ahmad J Yusri Mohon Tunggu... Penerjemah - Mahasiswa Fisika UIN Malang

Mahasiswa Biofisika Succesfulness is only result from mature preparation

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Terlanjur Semangat

31 Agustus 2020   08:24 Diperbarui: 31 Agustus 2020   08:22 115
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

            "Mungkin ane harus ngomong ke MC-nya deh " Ucap Fandi dan segera berlari mendekati Protokoler.

            "Terimakasih untuk para hadirin atas kehadirannya , mari kita tutup dengan membaca hamdalah " Sontak Kak Zaenab menutup acara dan menaruh mic . Para hadirin pun beranjak dari lapangan dan segera mengikuti pawai keliling desa .

            Fandi yang sudah terlanjur bersemangat akhirnya kaget , ia tak bisa mengejar Kak Zaenab karena sudah pergi melenggang bersama pawai.   

            Sakit hati tak tertahankan lagi , Fandi begitu kesal dan merobek-robek naskah puisinya itu . Pada akhirnya disaat seluruh santri pergi pawai  , ia langsung pergi ketempat sepi . Ia pergi ke kelas paling pojok dan menangis sejadi-jadinya sembari menjatuhkan dirinya diatas lantai . Sesenggukan dan berguling-guling . Alangkah sedih nasibnya.

--------------------------------------------------------------------------------------------------------

            "Kok bisa ya ? Dia gak tampil , padahal semua santri pada nungguin lho !" Kata Omen pada Ubed "

            " Bener kan , Apa kata ane bro hahhahhaha " Ubed tertawa puas.

            "Tunggu dulu euy, kertas apa ini ??!! " Ucap Subhan tiba-tiba setelah memungut secarik kertas  di lapangan dekat podium .

            "Disini tertulis penampilan ketiga yakni deklamasi puisi oleh Sufandi , tapi font hurufnya tidak jelas "lanjutnya.

            "Pantesan , MC-nya belum minum Aqua " Tambah Ubed dengan pongah.

            "duh kasihannya dirimu wahai temanku " gumam omen dalam hati.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun