Mohon tunggu...
Jandris_Sky
Jandris_Sky Mohon Tunggu... Mahasiswa - Kompasianer Terpopuler 2024, Pemerhati Lingkungan.

"Manusia Kerdil Yang Berusaha Mengapai Bintang"

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Wayang Kulit Jagung: Solusi Mengurangi Jejak Karbon melalui Daur Ulang Limbah Jagung

1 Februari 2025   00:00 Diperbarui: 31 Januari 2025   23:41 38
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Wayang dari kulit jagung. (sumber foto: Jandris_Sky)

Wayang merupakan salah satu seni pertunjukan tertua di Indonesia yang telah diakui sebagai Warisan Budaya Tak Benda oleh UNESCO. 

Umumnya, wayang terbuat dari kulit kerbau atau kayu, yang proses pembuatannya membutuhkan sumber daya alam yang tidak sedikit. 

Wayang dari kulit jagung. (sumber foto: Jandris_Sky)
Wayang dari kulit jagung. (sumber foto: Jandris_Sky)

Alternatif dengan menggunakan kulit jagung menawarkan solusi lebih berkelanjutan, karena limbah ini mudah didapat, murah, dan memiliki tekstur yang fleksibel untuk diolah menjadi bentuk-bentuk karakter wayang.

Pemanfaatan kulit jagung dalam pembuatan wayang bukan hanya mendukung pelestarian budaya, tetapi juga memberikan nilai tambah bagi limbah pertanian. 

Dengan memanfaatkan sumber daya lokal yang berkelanjutan, produksi wayang dari kulit jagung bisa menjadi model ekonomi kreatif yang ramah lingkungan.

Mengurangi Jejak Karbon melalui Daur Ulang Limbah Jagung

Industri pertanian, khususnya tanaman jagung, menghasilkan limbah organik dalam jumlah besar. 

Hasil panen jagung hybrida. (sumber foto: Jandris_Sky)
Hasil panen jagung hybrida. (sumber foto: Jandris_Sky)

Kulit jagung yang biasanya dibuang atau dibakar dapat berkontribusi pada emisi karbon yang berdampak buruk terhadap lingkungan. 

Wayang dari kulit jagung. (sumber foto: Jandris_Sky)
Wayang dari kulit jagung. (sumber foto: Jandris_Sky)

Dengan mengolahnya menjadi produk seperti wayang, kita bisa mengurangi jumlah limbah yang berakhir di tempat pembuangan sampah atau yang menyebabkan polusi udara akibat pembakaran.

Daur ulang limbah jagung menjadi wayang juga berkontribusi pada prinsip ekonomi sirkular, di mana produk yang dihasilkan tidak hanya memiliki nilai estetika, tetapi juga mengurangi eksploitasi sumber daya alam. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun