Sesekali terlihat lampu mobil yang melintas. Kilat menyambar dan angin seperti menari-nari mematahkan dahan- dahan pohon.
Aneh, hujan lebat itu seketika reda seperti menunjukkan bahwa keajaiban bisa turun di mana pun. Jika Tuhan menghendaki sesuatu terjadi. Mataku tiba-tiba menangkap sesuatu yang meringkuk di bawah pohon.
Astaga, rupanya anak kecil. Lho, kenapa dia? Kuhampiri anak itu, tampak darah segar merembes dari bajunya. Saat kuangkat, ada sesuatu mengganjal di punggungnya.
Oh…, Tuhan! Bajunya pun aneh, hanya kain putih yang melingkari membalut tubuhnya.
Jangan-jangan…?Â
Ah, aku tidak boleh berpikir macam-macam, aku harus menolongnya!
Aku tak ingat, bagaimana aku bisa secepat itu sampai di kamar kostku. Mungkin aku terlalu bersemangat untuk menolong anak ini.
Kubaringkan tubuh mungilnya di tempat tidurku. Kubuka kain basah yang membalut tubuhnya.
Oh, Tuhan sesuatu menyembul dari punggung-nya…Sayap?
Anak ini bersayap?
Sayap itu lembut dan tetap kering meski kain yang membungkus tubuhnya basah. Darah itu keluar dari sayap kecilnya yang terluka. Kututup lukanya dengan kain kering.