”Lihat, Dad. Sunset! Sangat indah, ya ... ”
Mereka berdua menyaksikan matahari yang tenggelam. Cuaca yang cerah makin memperjelas keindahan benda yang menjadi pusat tata surya itu. Tidak ada awan yang menghalangi. Senja itu, ufuk barat diterangi dengan warna kemilau keemasan. Matahari yang merah menyala tinggal seperempat lagi. Dan perlahan-lahan matahari itu menghilang bersama hilangnya kemilau keemasan pertanda malam telah datang.
”Ayo, sayang kita pulang. Sebentar lagi adzan maghrib. Kita shalat berjamaah di masjid ya,” ungkap Iqbal kepada anaknya sambil menuntunnya.
(PETIKAN ROMAN NEW YORK'S DREAMS)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H