Mohon tunggu...
Jagat Alit
Jagat Alit Mohon Tunggu... Novelis - Konten Kreator

Mantan Super Hero. Sekarang, Pangsiun. Semoga Berkah Amin

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Pagi Suatu Ketika

1 September 2024   04:26 Diperbarui: 1 September 2024   04:30 17
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dan dimulainya harmoni nyanyian alam yang melankoli mewarnai hati yang tahmid menyesap denyar-denyar nikmat.

Hati yang bersandar dalam kepasrahan Lillah.

Sehingga dengan suka cita akan memaknai setiap pergantian pagi, berdetiknya hari adalah luasan cinta kasih-Nya.

Lalu,

Nikmat Allah manakah, yang akan kau dustakan?

Malam, Kembali Ke Pagi

Pagi adalah Awal

Pagi pun Akhir

Yang mengawali setiap usaha yang diperam oleh doa dan pengharapan di setiap sepertiga malam, dua pertiga malam, atau di ujung imsak dengan hati mengiba, membasahi sajadah-sajadah yang kumal dan telah lepas satu demi satu rajutan benangnya karena telah usang di makan usia

Bukan untuk menghiba-Mu namun lapuk berdebu di sandaran kursi yang melompong kosong menatap langit-langit.

Pagi adalah perjuangan, setelah rentetan ritual pemikat hati yang teriris oleh sesapan dosa dan kesadaran lelah, hingga dengan langkah kaki rapuh dan bayang mata menghitam bergambar kecemasan, berharap pagi adalah gerbang menuju keindahan hari-hari selanjutnya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun