Getaran pedang yang berasal dari Gelang Mestika Naga Kemala seakan menjadi bagian takdir dari kehidupan selanjutnya.
Pedang itu sudah menyatu dengan jiwanya, bisa menjadi pedang terbang yang bisa dikendalikan olehnya.
Dari ujung mata pedang bisa mengalirkan tenaga dalam Pukulan Tangan Geledek dan Pukulan Tangan Beracun miliknya.
Kombinasi tenaga dalam yang saling berlawanan mampu menjadi lambaran gelombang serangan yang dahsyat.
"Hiaaa... Hiaaa... Syuut... Singggg!"
Gerakan pedang yang sangat cepat bagaikan gulungan badai itu membuat Galih Sukma terus berlatih dengan semangat, sampai senja mulai turun dan langit berwarna kesumba.
*
Kita tinggalkan sementara Galih Sukma yang giat berlatih di dalam perjalanannya menuju ibukota Benua Lokananta.
Kita ikuti kejadian yang mengerikan di tempat lain.
"HIAAATTT... DUKKK... DUKKK!"
Wijaya murid utama Partai Rajawali, berusaha menahan gempuran lawannya yang tinggi besar berpakaian serba hitam dan memakai penutup muka hitam juga.Â
Dua serangan lawan adalah jurus yang sangat dikenalnya karena ia bersahabat baik dengan salah satu pemilik jurus itu. Mereka sering melakukan latihan bersama jika  bertemu di pengembaraan.
Kandara sahabatnya pemilik jurus itu adalah murid utama Partai Elang.Â