Ni Sasi Manah juga sempat melihat Galih Sukma yang hilang dari pandangannya setelah menyuruh orang-orang berlindung di belakang lingkaran cahaya yang dibuatnya.
Mengingat Galih Sukma, tanpa terasa sepasang pipi Ni Sasi Manah kembali bersemu merah merona lagi. Hatinya berdebar. Hatinya juga cemas akan keselamatan Galih Sukma.
*
Suara seruling itu melengking tinggi, membuat orang awam yang mendengar hanya terheran-heran saja. Malah ada yang bertingkah aneh, menari mengikuti suara seruling.
Beda dengan yang lain, Galih Sukma semakin waspada ketika mendengar suara seruling itu nadanya naik melengking-lengking.Â
Dan, benar saja tidak beberapa lama, dari pendengaran yang tajam Galih Sukma mendengar suara desis ular ratusan jumlahnya muncul dari delapan penjuru angin.
Untung, Galih Sukma sudah mengantispasi serangan itu.Â
"Kalian semua jangan keluar lingkaran itu," teriaknya mengingatkan sekali lagi.
"Hiaaaa...!"
Galih Sukma menyongsong serangan ular berbisa aneka jenis itu. Dia memutar kedua tangannya yang sudah dilambari Jurus Tangan Beracun dan Jurus Tangan Geledek.
Ular yang memaksa mematuk Galih Sukma tersambar cahaya putih terpental mati terbakar. Sebagian yang lain, melarikan diri karena kalah kuat bisa racunnya dibandingkan racun yang keluar dari tangan kirinya. Ular-ular itu jerih melarikan diri.