Suara tawa dan ucapan itu berasal dari seorang pemuda tampan perlente yang berdiri sombong, di samping seorang kakek tua seram serba hitam bertongkat ular dan berambut jabrik tidak beraturan.
"Dirgo Kundolo," geram Ki Lurah Manggolo Krasak mengenali pemuda perlente itu.
"Ha... Ha... Ha... Ki Manggolo. Anakmu aku ajak bahagia, aku beri cinta seluas lautan, aku beri harta segunung tapi putrimu menolakku. Inilah balasanku!" sahut Dirgo Kundolo mengejek.
"Habisi semua Mbah Jabrik!" perintah Dirgo Kundolo kepada kakek seram di sampingnya.
Dari pembicaraan singkat itu, Galih Sukma yang berada lima tombak dari mereka dapat menarik kesimpulan yang menyebabkan semua peristiwa mengerikan itu adalah pemuda perlente dan kambratnya itu.
Rupanya, Dirgo Kundolo pernah melamar Ni Sasi Manah anak Ki Lurah tapi entah sebab apa, dia ditolak oleh Ni Sasi Manah. Akibatnya cinta ditolak dukun bertindak.
Dirgo Kundolo sakit hati, meminta bantuan Ki Jabrik yang mengirimkan siluman ular untuk menebar pagebluk.
"Dasar pemuda bejat. Aku pun tidak sudi punya mantu seperti kamu." sergah Ki Lurah Manggolo Krasak setelah tahu penyebab penyakit putri dan penghuni kampungnya. Sungguh pemuda kejam dan tidak punya hati.
Ketampanan, kekayaaan tidak mampu menutupi sifat busuknya.
Dirgo Kundolo anak hartawan Dirku Gundolo dari pinggir kota Benua Lokananta yang melamar putrinya dua bulan yang lalu.