Galih Sukma segera merapal Jurus Tangan Beracun dan Tangan Geledek bersamaan dengan tingkat kekuatan yang lebih tinggi.
Kembali, Ki Masto melihat hal yang mirip sama saat penyembuhan Parjo.
Kedua tangan Galih Sukma berubah warna. Yang kiri biru keemasan dan yang kanan putih cemerlang.
Galih Sukma merasakan bahwa kiriman penyakit untuk putri Ki Lurah lebih kuat. Dua kali sudah dicobanya, tapi usahanya membuat sang Putri tidak merintih kepanasan lagi.
Sisik ularnya tidak langsung hancur seperti yang menyerang Parjo. Sisik hanya berubah warna menjadi hijau pucat sekarang.
Tampaknya terjadi perlawanan yang kuat antara Galih Sukma dengan pembawa penyakit akibatnya Ni Sasi Manah yang semula berbaring tenang, tiba-tiba tubuhnya bergetar hebat. Matanya terbuka nyalang dan berubah warna menjadi merah menyala. Mulutnya keluar suara desis ular yang keras.
"Ssssssssssssssssss!"
Melihat perubahan seperti itu, Galih Sukma sadar, ada kejadian yang lebih berbahaya ke depan. Maka...
"Ki Masto, cepat ajak semua orang kumpul di rumah Ki Lurah Manggolo Krasak!" perintah Galuh Sukma, kemudian tanpa bicara dua kali, Ki Masto berlari keluar, langsung membunyikan titir yang serentak disambut titir-titir yang lain dari delapan penjuru angin.
Ki Masto juga memerintahkan delapan orang untuk membantu evakuasi semua penghuni kampung.
Mereka berlari cepat sesuai tugas masing-masing. Terjadi getok tular, perintah dari mulut ke mulut sehingga dengan cepat sepeminuman teh saja.