Galih Sukma sudah waspada, serangan itu hanya dihadapi dengan cara menghindar ke belakang, sambil tangannya menyambar Ki Lurah Manggolo Krasak dan melontarkannya cepat ke arah jendela. Ajaib, hanya dengan dorongan tangan Galih Sukma daun pintu jendela itu terbuka dan tubuh Ki Lurah Manggolo Krasak terbang keluar kamar.
Jatuh dengan lunak di halaman samping, di mana ada sebagian tetangga yang segera menolong dan membawanya ke tempat aman, berkumpul dengan Ki Masto.
*
"Dari tiada kembali tiada. Manusia ciptaan Tuhan yang sempurna. Kembali ke wujudmu atau panggil majikanmu kemari!" rapalan mantra Galih Sukma dari Kitab Sujati Rogo Sukmo, sambil bergerak cepat menghindar dan menangkis serangan Siluman jadian yang terus datang menerjang bagai badai.Â
"Hiaaa... Dukkk... Dukkk... Blaamm!"
Pukulan Tangan Petir di tangan kanan membuat siluman Ular terpental menghantam langit-langit.
Tidak berhenti di situ saja, Galih Sukma langsung menangkap leher ular siluman itu dengan mencekiknya. Ular siluman itu berontak berusaha melepaskan diri sambil menyemburkan bisa beracunnya. Badannya yang panjang membelit tubuh Galih Sukma.
Galih Sukma bukan pemuda sembarangan, bisa racun ular belumlah ada artinya jika dibandingkan dengan racun yang mengendap di dalam tubuhnya.
Semakin mengetatkan lilitannya, tenaga dalam di dalam tubuh Galih Sukma membanjir keluar, apalagi Galih Sukma terus merapal mantra sambil mencekik kuat.
Racun bertemu racun. Kuasa kegelapan bertemu dengan cahaya Tuhan akibatnya terdengar desisan yang dahsyat menggetarkan dinding kamar Ni Sasi Manah.
"SSSSHHHHHHHHH!... BROLLLL!"