Demikianlah, akhirnya Galih Sukma diobati oleh Ki Mahendra, tinggal di Pulau Pualam Putih.
*
Tanpa terasa, waktu bergulung sangat cepat.
Lima tahun kemudian...
"Galih Sukma, aku rasa pengobatanmu sudah selesai. Tubuhmu kini semakin kuat. Dan, dengan berkah Tuhan kamu juga sudah berhasil mengendalikan hawa mukjizat di tubuhmu," ucap Ki Mahendra lembut kepada Galih Sukma yang telah diangkatnya menjadi murid tunggal pewaris semua ilmunya.
"Terima kasih Tuhan dan terima kasih, Guru. Atas kebaikan dan kesabaran guru, mengajarkan segala ilmu demi kebaikan masa depan Galih Sukma," balas Galih Sukma dengan tenang dan penuh kesyukuran.
"Ada kekuatan besar, ada tanggung jawab besar, Galih Sukma," tutur Ki Mahendra tegas.
"Kamu harus membela kebenaran dan menegakan keadilan."
"Jangan sombong, karena di atas langit ada langit. Ada orang sakti, masih ada yang lebih sakti lainnya."
Galih Sukma mendengar dengan takzim nasehat gurunya.
"Jangan ringan tangan menghukum. Karena sesungguhnya mereka itu sedang lupa, sadarkanlah!" lanjut Ki Mahendra.