*
"Namaku Galih Sukma, Kakek!"
Kemudian, secara singkat Galih Sukma menceritakan kejadian yang masih diingatnya.
"Semua awak kapal tewas keracunan, dan Galih Sukma ditangkap Gurita Raksasa dan kemudian tersambar petir!"
Cerita yang persis sama dengan yang diperkirakan oleh Mahendra.
"Tuhan Maha Baik, Galih Sukma. Aku Mahendra, kamu beruntung mendapat mukjizat luar biasa ini," tutur lembut Mahendra.
"Tulangmu tidak remuk diremas oleh lengan gurita. Keracunan tidak membuatmu mati. Tapi, ada hawa dingin dan hawa panas yang kuat saling bertempur di dalam tubuhmu," lanjut Mahendra hati-hati.
"Jika tidak dikendalikan akan sangat berbahaya. Bila salah satu hawa itu ada yang kalah, maka kamu akan bisa mati seketika."
"Tapi, sebaliknya. Jika kedua hawa itu bisa dikendalikan, kamu akan mempunyai kekuatan dahsyat di dalam tubuhmu," lanjut Mahendra.
Galih Sukma sebagai seorang penjual cindera mata, sebenarnya tidak paham akan semua ucapan Ki Mahendra. Tapi, dia sudah pasrah karena lewat tangan Ki Mahendra inilah, Tuhan Maha Baik mengirim berkahnya. Dia masih tetap hidup.
"Aku akan mencoba mengobatimu. Semoga Tuhan memberikan berkah dan kemudahan."