Selain berlendir menjijikan ternyata Gurita Raksasa itu beracun. Hawa beracun menyelimuti ke seluruh geladak kapal, membuat sang Nahkoda yang kini di luar raung kemudi dan anak buah kapal terpapar.
"HUKK... HUUKK... HOOEK!"
Mereka terbatuk-batuk dan satu demi satu anak buah kapal muntah darah dan kemudian berkelojatan mati.
Melihat itu, mereka yang masih hidup segera menyelamatkan diri dengan meloncat kabur, terjun ke laut yang menggila.
Tapi, Malaikat Maut pun sudah menunggu untuk menjemput nyawanya.
Tidak ada tempat untuk berlari menyelamatkan diri.Â
Sang Nahkoda yang mati-matian menutup hidungnya, masih sempat melihat pemuda kurus itu berusaha menolong anak buah yang masih berusaha merangkak masuk ruang penumpang untuk menyelamatkan diri. Meski lemah, pemuda itu cerdik juga.Â
Melihat kejadian di depannya, dan melihat apa yang dilakukan sang Nahkoda, dia segera melakukan hal yang sama.
Pakaiannya yang dipakainya, segera dilepas untuk dibuat menutup mulut dan hidungnya agar tidak menghisap langsung hawa beracun dari Gurita Raksasa Beracun yang kelaparan dan marah.
"KRAAAAKK... BRUUKKKK!"
Tiang kapal utama berhasil dipatahkan oleh lengan gurita. Patahannya jatuh ke atas geladak dan suaranya begitu keras. Membuat kapal itu bergoncang.