Membangun Smelter itu butuh Suplai Listrik, Mas Dahlan. Kan anda yang seharusnya menjadi ketua PLN, membangun PLT disetiap daerah yang akan dijadikan Smelter.
Wong.... di Timika, saja Freeport yang Bangun sendiri PLT, dan PLN tinggal Tidur Manis, Menerima suplainya, lalu di jual kepada penduduk dengan mencari keuntungan.
Jadi PLN adalah Perusahaan CALO terbesar di Papua., bagaimana di pulau2 lainnya?
Fakta in tidak mau di ketahui UMUM, karena semua pura-pura TIDAK TAHU. Apalagi si Amien Rais, yang pura-pura tidak tahu, malu-malu mau.
PLN di Jakarta, saja Suplai listriknya di SUBSIDI, pemerintah sudah membayar setiap tahunnya lebih dari 70 Triliun, hanya Jabotabek saja.
Liberalisasi Jalan Tol saja sudah Salah Kaprah. Wong Jalan itu kan bisa diambil dari dana APBN, dengan sistem Pajak, dan Bond RI US Dollar yang bisa dijual di dalam negeri.
Untuk Apa buat Tol, jadi Bottleneck system sumber Macet.
Apalagi di tengah Kota Metro Surabaya, Bali, di Jakarta, dan Jabotabek.
Jasa Marga menjadi perusahaan ABADI, yang mengambil dana pengendara. Padahal Dana Pembangunan Jalan Raya Negara itu bisa di POOL dengan menggunakan Makro System, mulai dari pemungutan dana di SIM, STNK, baik pribadi, maupun komersial kendaraan.
Cara lainnya adalah Bond RI US Dollar dan Rupiah, yang di jual sebagai instrument bagi para pensiunan, investor dalam negeri, penduduk Indonesia yang PNS saja bisa membeli nya, tambah para pengusaha dalam negeri, bank-bank lokal.
Oleh sebab itu jadi penulis, CUEK aja, seperti Pejabat2 Indonesia, dan Politisi Kelas Negara Mau Malas Maju Status Quo yang ada.
Salam Satire Penulis Yang Baik