Mohon tunggu...
Jabalos Simbolon
Jabalos Simbolon Mohon Tunggu... -

Pandangan Peolotik. (Peol=melenceng otik=sedikit)

Selanjutnya

Tutup

Money

Bermula dari Sebatang Pohon...

7 Mei 2010   12:55 Diperbarui: 26 Juni 2015   16:21 935
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

SMP Negeri 1 Namorambe juga tak mau ketinggalan. Mereka mulai berbenah menuju penerapan Sekolah Berbasis Lingkungan (SBL). Dengan menggerakkan segenap komponen pendukung sekolah, SBL itu dapat tercapai.

Sebelum penataan dan penanaman pohon, Sabtu (13/2) lalu, saya berkunjung ke sekolah itu. Kebetulan hari Sabtu adalah off kerja, bagi saya. Di bagian depan gedung sekolah itu, ada lima pohon mahoni setinggi 5-6 meter tetapi belum rindang. Di area sekolah, mulai dari depan gedung hingga sudah banyak jenis bunga dan pot. Tinggal menambahi dan menata, agar berkesan indah. Namun, pengelolaan sampah, sanitasi air pembuangan belum tertata. "Masih sangat banyak harus dibenahi, tapi perlahan kami tata mulai dari yang ringan. Agar SMP ini kelak sebagai sekolah berbasis lingkungan," kata Kepala SMPN 1 Namorambe, Drs Bonser Aritonang.

Kami pun menanam 120 batang pohon di areal sekolah. Demikian juga, untuk merawat pohon yang ditanam terdiri mahoni, durian, alpukat dan bunga tanjung, diatur sedemikian dan melibatkan siswa. Bonser bercita-cita, suatu saat kelak SMPN 1 Namorambe, dapat masuk kategori SBL.

Bonser berharap, seluruh komponen dan stakeholders pendidikan untuk bersama-sama berikhtiar dan berkampanye peduli lingkungan hidup. Dimulai dari aspek ontology (keberadaan) sekolah yang sehat, epistemologis (bagaimana manajemen pengelolaan sekolah berbasis lingkungan hidup) dan aksiologis (kegunaan) lingkungan sekolah.

Serta, ruang belajar yang bertujuan untuk membangun kesadaran siswa berperilaku sehat dan peduli lingkungan hidup. Karena secara batiniah, aspek perilaku peduli lingkungan dapat menciptakan kenyamanan dalam proses pendidikan dan pembelajaran.

Akhir April lalu, Bonser menelepon saya karena merasa cemburu dengan gerakan SMPN 2 Sunggal. Sekolah di Deli Serdang ini sedikit lebih maju soal kepedulian lingkungan, dibanding SMPN 1 Namorambe. Selain menata sekolah, mereka juga sudah berani turun ke jalan berkampanye lingkungan. Sambil membagi-bagikan bibit pohon kepada pemilik mobil, sebagai aksi memperingati Hari Bumi. Ketika, SMPN 1 Namorambe sudah mencemburui yang baik, ini awal dari kompetisi yang sehat dalam konteks SBL. Mantap!.

Tak mau ketinggalan, SMAN 1 Labuhan Deli, di Deli Serdang juga membenahi sekolahnya. Setelah saya bersama siswa menanami pohon di sana tahun lalu, pertumbuhannya cukup bagus. Ada 110 batang pohon di sana. Sekolah itu adalah Unit Sekolah Baru (USB) yang berada di tanah subur. Denah sekolahnya rapi dan memiliki lahan luas.

Di saat menulis artikel ini pun, saya harus memikirkan permintaan bibit pohon dari Yayasan Palapa, di dekat RSUP Adam Malik Medan. Kepala sekolahnya, sudah bolak-balik menelepon. Pada hari Sabtu (8/5) ini, di sana ada juga pencanangan SBL. Mereka mengundang sekolah-sekolah se-Kecamatan Tuntungan sekaligus untuk penanaman pohon 1.500 batang.

Tampaknya, aksi menanam pohon ini akan bergulir terus. Baik di lokasi sekolah, fasilitas umum dan pinggir jalan. Sampai tiba saatnya nanti ke program-program yang agak sedang, setingkat di atas kecil. Kepada pelajar yang ikut dalam penanaman, saya selalu berpesan: Jangan pernah hitung berapa yang kita tanami, tetapi berapa pohon yang bisa kita rawat dan tumbuh baik. Kita belum ada apa-apanya jika dibanding laporan Gerhan, yang sudah menanam ratusan juta bibit.

Inilah, aksi kecil-kecilan sebagai aktivitas baru. Sebagai rekreasi ringan, karena kesulitan liburan jauh-jauh. Kata para pakar lingkungan, menanam pohon bagian dari upaya mengatasi pemanasan global, seperti didengungkan di pada KTT Iklim di Bali (2007) dan di Copenhagen, Denmark (2009). Presiden Susilo Bambang Yudhoyono juga mengajak warga Indonesia menanam 1 miliar pohon setahun. Jika dibagi rata dengan jumlah penduduk, tak sampai 5 pohon per orang. Untuk mencapai itu, tetap bermula dari sebatang pohon. (*)

Tulisan serupa ada di sini: http://www.facebook.com/note.php?created&&suggest&note_id=386579328634

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun