Setelah itu, raja Yanma memperjelaskan sejarah dan budaya kerajaan Tupili dengan memberikan tur melewati seluruh istana. Banyak aneka ruangan yang mewah, seperti: ruang mandi yang berasal dari hot spring, ruang makan yang besar tetapi sementara makanannya masih mentah antara ruangan lainnya.
Tetapi ruangan yang paling istimewa adalah ruangan harta, disana menempati gunung atas gunung koin dan berlian emas, perak, gading, dan banyak harta-harta lainnya. Aku dan kru semua kagum dari pemandangan semua harta itu.
"Mari. Sekarang adalah waktunya untuk berpesta.", kata raja.
Pada makan malam yang dihosting raja, kami diberikan banyak untuk makan malam. Dari sapi, ayam, ikan-ikan, juga pun seekor binatang yang menyerupai kadal dengan sayap. Saya tidak pernah mengira kurcaci-kurcaci ini sangat bermurah hati. Kita juga diberikan acara-acara tarian, bela diri, dan musik dari budaya mereka. Secara tipikal, para kru sedang bersikap tidak sopan dihadapan para kurcaci.
Pada tengah-tengah acara, kapten Mansyar menyuruhku mengikutinya ke belakang istana. Di belakang istana, kapten Mansyar bicara ke aku bahwa dia dan tim mau menyuri harta kerajaan untuk kita sendiri. Aku terkejut, tidak ada ekspresi di dunia yang bisa menggambarkan amarahku. Sebagai atasannya, aku melanggarnya. Mansyar kelihatannya tidak senang, dan jalan balik ke istana.
Pada akhir acara, aku diundang raja untuk memberikan pidato tentang penemuan pemantikku kepada seluruh rakyat. Tidak tahu kenapa saya butuh bukannya kurcaci-kurcaci yang lain bisa mengerti perkataanku. Berdiri atas panggung, aku berpidato sambil memegang pemantikku.
"Saya dan kru aku berada di garis bidik diskriminasi bangsa ayahku sendiri. Kedua kami percaya bahwa kedua bangsa itu dapat bekerja sama dan mencapai kejayaan, bahkan lebih daripada budaya yang indah dari orang Indonesia atau pemantik dari seorang Belanda.
Saya tidak tahu apakah Anda semua dapat benar-benar memahami perkataan-perkataanku, tetapi jika Anda melakukannya, saya ingin mengatakan bahwa cahaya api dapat bersinar pada anda juga!", semua penonton bertepuk tangannya seperti mereka mengerti pidatoku. Raja Yanma mengelah air mata sedikit.
Raja Yanma untuk meminta pemantikku. Dengan bahagia, aku memberikannya. Di belakang para kurcaci, Mansyar dan kru sedang berbisik sesuatu seolah lagi merencanakan sesuatu. Aku punya kenyakinan bahwa mereka berminat baik. Setelah acaranya selesai, kita dibolehkan tidur di istana raja sebelum "melanjuti perjalanan kita ke Australia".
Pengkhianatan
Pada tengah malam, aku keluar untuk merokok sedikit; aku masih mempunyai korek api untuk sendiri jika pemantikku hilang atau rusak. Korek apinya tidak bisa dinyalakan. Tiba-tiba, aku melihat Mansyar dan kruku sedang mencuri harta-harta raja. Saya segera lari ke mereka untuk menghentikannya.
"Hey, kembalikan harta mereka sekarang juga sebelum ada yang lihat kita!", aku berbisiknya dengan.