Mohon tunggu...
Dr J Anhar RHT MPd
Dr J Anhar RHT MPd Mohon Tunggu... Dosen - Dosen

Ahli Linguistik Forensik

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Peran Pendidikan dalam Pembangunan Karakter

22 Juli 2024   19:22 Diperbarui: 22 Juli 2024   19:22 290
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Pendidikan pembangunan karakter bangsa Indonesia yang begitu luas akan lebih cepat kena sasaran lewat pendidikan formal, yang memang tersedia di seluruh Indoensia. Setiap anak didik umur sekolah dapat terkenai program pendidikan karakter tersebut. Bila program diserahkan pada orang tua, maka hanya akan terjadi pada beberapa keluarga yang orangtuanya mempunyai perhatian dan mengerti mengenai pendidikan karakter. Maka dapat tidak merata.

2) Prosesnya dapat lebih cepat. 

Oleh karena hampir di seluruh Indoensia ada sekolah formal, maka bila program pendidikan karakter itu sudah direncanakan secara baik, dapat dengan cepat dieksekusi. Cara ini pasti lebih cepat dibandingkan dengan memberikan dan menyerahkan kepada orang tua masing-masing.

3) Sekolah mempunyai pendidik yang kompeten. Sekolah mempunyai guru yang relatif lebih kompeten untuk membantu peserta didik mendalami dan mempraktekkan karakter. Tentu beberapa orang tua dapat lebih hebat, tetapi tidak semuanya.

4) Diberikan sesuai dengan level perkembangan anak. 

Pendidikan karakter harus disampaikan sesuai dengan taraf perkembangan peserta didik. Maka penyampaian kepada anak SD, SMP, SMA berbeda. Sekolah mempunyai kemampuan untuk membantu anak didik sesuai dengan umur dan perkembangannya. Maka pendidikan karakter di sekolah dapat lebih kena pada situasi anak. Sedangkan tidak semua orang tua mengerti level perkembangan psikologis anak.

5) Mengerti berbagai model pendekatan. 

Sekolah mempuyai berbagai metode dan model penyampaian pendidikan karakter, entah lewat kegiatan kurikuler, kokurikuler, maupun ekstrakurikuler yang terencana secara sistematis. Hal ini pasti tidak akan terjadi bila hanya diserahkan kepada orang tua.

6) Banyak teman sebaya.

Suasana sekolah formal, dimana peserta didik yang sebaya banyak; akan memungkinkan anak saling belajar dari teman-teman lain. Bahkan perjumpaan dengan teman-teman yang beraneka dapat menjadi sarana mereka belajar karakter saling penghargaan satu dengan yang lain. Bila hanya di rumah, terutama di keluarga kecil, kemungkinan perjumpaan itu tidak besar.

7) Sekolah sudah biasa membuat evaluasi suatu program. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun