Mohon tunggu...
Dr J Anhar RHT MPd
Dr J Anhar RHT MPd Mohon Tunggu... Dosen - Dosen

Ahli Linguistik Forensik

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Peran Pendidikan dalam Pembangunan Karakter

22 Juli 2024   19:22 Diperbarui: 22 Juli 2024   19:22 290
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

d) Peran Pendidikan Dalam Pembangunan Karakter

Pendidikan merupakan suatu upaya yang memiliki tujuan membantu siswa/ peserta didik agar bisa mengerjakan tugas kehidupan dimuka bumi dengan tanggung jawab baik itu secara moral dan Susila. Berdasarkan data World Population Review pada tahun 2021, Indonesia berada di peringkat ke 54 dari total 78 negara dalam rangking sistem pendidikan dunia. Peringkat tersebut naik satu tingkat dari urutan ke 55 di tahun 2020. Indonesia juga mendapatkan peringkat ke 4 se-Asia Tenggara.

Menurut Ryan & Lickona, (1992)Pendidikan adalah tanggungjawab banyak pihak antara lain orang tua, sekolah, masyarakat, dan negara. Di beberapa Negara yang berdasarkan agama, pendidikan menjadi tanggungjawab orang tua, sekolah, instansi agama, masyarakat, dan Negara. Demikian juga dengan Pendidikan karakter bangsa juga menjadi tanggungjawab beberapa pihak seperti orang tua, sekolah, masyarakat, dan Negara. Pihak mana yang tanggungjawabnya pada tahap pendidikan tertentu lebih besar tergantung pada system pendidikan, situasi, dan hukum suatu Negara, serta kedewasaan warga masyarakat.

Persoalan pembangunan karakter di negeri ini sudah cukup lama tidak mendapatkan perhatian, mendadak persoalan itu mencuat dan menjadi perhatian besar para pendidik, pencinta pendidikan, dan para pimpinan masyarakat/politik. Maka tidak mengherankan saat ini dunia pendidikan di Indonesia dipanasi dengan pendidikan karakter bangsa. Dengan pendidikan karakter bangsa diharapkan terbangun karakter bangsa yang lebih kokoh.

Nampak-nampaknya peristiwa akhir--akhir ini yang dapat mengkawatirkan kehidupan bangsa, telah menjadi penyebab mendesakkan dihidupkan kembali pembangunan karakter bangsa. Peristiwa itu antara lain: korupsi yang begitu meluas dan menggila; budaya kurang santun dalam mengungkapkan perbedaan pendapat seperti sering terlihat di DPR; tawuran dan kekerasan di lingkungan pendidikan menengah dan di PT; konflik horizontal di tengah masyarakat yang sering memakan korban banyak jiwa. Selain itu tantangan globalisasi dalam berbagai aspek kehidupan, juga menuntut disikapi dengan karakter yang lebih kuat.

Menurut Suparno (2010), saat ini hampir di setiap sekolah formal SD, SM, dan PT mulai diusahakan berbagai program pendidikan karakter bangsa. Berbagai model pendidikan karakter bangsa dicoba seperti pendidikan karakter lewat suatu mata pelajaran tersendiri, lewat semua mata pelajaran sekolah, lewat kegiatan kokurikuler dan ekstrakurikuler. Banyak kegiatan outbound dan live in digunakan untuk membantu pendidikan karakter bangsa pada peserta didik.

Dalam pengalaman hidup, pendidikan karakter pertama-tama menjadi tanggungjawab penuh orang tua. Orang tua yang mendidik secara penuh anak-anak mereka sejak lahir sampai mereka mulai masuk sekolah. Biasanya, anak yang mengalami pendidikan awal secara baik dalam keluarga, dapat berkembang kemudian secara baik, sedangkan yang pada masa umur dini tidak mengalami pendidikan secara baik dalam keluarga, sering mengalami banyak hambatan dalam perkembangan kemudian. Anak yang dididik nilai karakter baik oleh orang tua, biasanya lebih mudah menjadi pribai yang baik. Setelah anak masuk sekolah, maka kecuali orang tua, sekolah ikut andil dalam pendidikan karakter anak. Selain sekolah masyarakat juga sangat berpengaruh dalam pendidikan karakter anak. Apa yang tiap hari terjadi dalam masyarakat ikut mempengaruhi anak menjadi lebih baik atau menjadi lebih buruk. Akhir-akhir ini kita mendeteksi ada banyak hal yang semakin mempengaruhi nilai karakter anak seperti kelompok bermain (peer group), media (TV, majalah, Koran, video, games), internet, facebooks, dll. Ryan & Lickona, (1992).

Lewat proses pendidikan, terutama pendidikan formal di sekolah, peserta didik dapat dibantu untuk mengerti nilai karakter yang kita harapkan, dan pelan-pelan membantu mereka untuk melatih dan menjadikan nilai itu sebagai sikap hidup mereka. Disini dibutuhkan pembiasaan, sehingga nilai itu menjadi nilai yang spontan dijalankan anak. Sekolah formal mempunyai tanggungjawab besar terhadap pendidikan karakter ini, karena anak minimal berada di sekolah 6 jam/hari, dan mereka dipercayakan oleh orang tua kepada sekolah untuk dididik dan dibantu berkembang menjadi pribadi yang utuh.

e) Dampak Positif Pendidikan Karakter

Pembangunan karakter memang dapat dilakukan lewat berbagai kegiatan, namun secara real akan dapat lebih lancar dan luas bila melalui pendidikan, dan terutama pendidikan formal sekolah. Maka peran sekolah sangat penting bagi pendidikan karakter bangsa. Beberapa alasan mengapa pendidikan karakter di sekolah lebih dapat membantu dan berjalan:

1) Jangkauannya lebih luas. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun