Kecamatan Entikong memiliki luas wilayah 506,89 km atau sekitar 3,94 persen dari total luas wilayah Kabupaten Sanggau. Kecamatan Entikong terletak sejauh 145 km dari Ibukota Kabupaten dan dapat ditempuh melalui transportasi darat. Secara administratif, batas wilayah kecamatan Entikong adalah sebagai berikut: Utara : Malaysia Timur, Timur : Kecamatan Sekayam, Selatan : Kab. Bengkayang, Barat : Kab. Landak (BPS Kabupaten Sanggau, 2023). Â Kecamatan Entikong terdiri dari lima desa, di mana desa Subuh Tembawang merupakan desa terluas yang ada di Kecamatan Entikong, dengan luas mencapai 148,82 km atau sekitar 29,36 persen dari total luas wilayah kecamatan Entikong. Adapun khalayak sasaran kegiatan ini sebanyak 20 guru yang berasal dari SMA di kawasan perbatasan Indonesia-Malaysia. Para guru ini berasal dari SMAN 1 Entikong, SMAN 1 dan 2 Sekayam, serta SMAN 1 Beduai, Kabupaten Sanggau.
Lokasi sekolah yang berada di kawasan perbatasan, membuat akses informasi terbaru terkait perkembangan pendidikan, menjadi sulit diakses oleh para guru. Meskipun pemerintah telah menyediakan Platform Merdeka Mengajar (PMM), para guru masih kesulitan memahami materi pelatihan sehingga memerlukan bimbingan secara tatap muka. Atas dasar hal tersebut, Dosen Program Studi Pendidikan Ekonomi Fakultas Keguruan Ilmu Pendidikan Universitas Tanjungpura berusaha membantu permasalahan tersebut dengan melakukan Pengabdian Kepada Masyarakat (PKM) di SMA kawasan perbatasan Indonesia-Malaysia. PKM kali ini mengangkat tema "Pelatihan Penyusunan Modul Ajar Berbasis Proyek Bagi Guru Sma Di Kawasan Perbatasan Indonesia - Malaysia" yang dilaksanakan pada 11 -- 12 Juni 2024, bertempat di SMA Negeri 2 Sekayam.
Tim PKM ini diketuai oleh Jumardi Budiman, M.Pd dengan anggotanya yaitu Dr. Hj. Maria Ulfah, M.Si, Dr. Hj. Endang Purwaningsih, MM, Dr. H. Achmadi, M.Si, Dr. Okianna, M.Si, Hadi Wiyono, S.Pd., M.Pd dan Nur Meily Adlika, M.Pd. Tim ini juga melibatkan unsur mahasiswa sebagai pelaksana teknis yakni Gloria Elshanda Anugrah, Ade Muhammad Vikri Hidayat dan Taupik Ihzar. Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â
Metode penyampaian yang digunakan Tim PM yaitu ceramah interaktif secara langsung. Kegiatan PKM buka dengan kata sambutan Jumardi Budiman, selaku ketua tim PKM. Dalam sambutannya, Jumardi menyampaikan maksud dan tujuan PKM dilakukan di SMA kawasan perbatasan serta memberi pemahaman awal tentang Kurikulum Merdeka dan PjBL. Kemudian sambutan kedua disampaikan oleh kepala SMAN 2 Sekayam sekaligus membuka kegiatan PKM kali ini.
Kegiatan berikutnya adalah penyampaian materi sosialisasi kurikulum merdeka dan penyusunan modul ajar berbasis proyek yang disampaikan oleh Bapak Heru Prasetyo, S.Pd. Dalam pemaparannya, beliau menyampaikan beberapa materi, antara lain: Kerangka Kurikulum, Capaian Pembelajaran, Alur Tujuan Pembelajaran dan Tujuan Pembelajaran, dan Penyusunan Modul Ajar. Setelah pemaparan materi oleh naramsumber-narasumber, acara dilanjutkan dengan sesi tanya jawab serta penguatan materi oleh ketua Tim PKM.
Di era globalisasi dan digitalisasi saat ini, pendidikan menjadi salah satu pilar utama dalam pembangunan sumber daya manusia yang kompeten dan siap bersaing. Namun, tantangan pendidikan di kawasan perbatasan seringkali lebih kompleks dibandingkan dengan wilayah perkotaan atau pedesaan. Guru-guru di daerah perbatasan menghadapi berbagai kendala, mulai dari keterbatasan akses terhadap sumber daya pendidikan, infrastruktur yang kurang memadai, hingga kondisi geografis yang menantang. Untuk itu, pelatihan penyusunan modul ajar berbasis proyek bagi guru di kawasan perbatasan menjadi sangat penting untuk meningkatkan kualitas pendidikan di wilayah tersebut.
Pelatihan ini bertujuan untuk membekali guru-guru di kawasan perbatasan dengan keterampilan dan pengetahuan dalam menyusun modul ajar yang inovatif dan relevan dengan kebutuhan lokal. Dengan menggunakan pendekatan berbasis proyek, diharapkan para guru dapat menciptakan pengalaman belajar yang lebih interaktif, kontekstual, dan bermakna bagi siswa.
Pendekatan pembelajaran berbasis proyek (Project-Based Learning) memiliki beberapa manfaat, antara lain:
- Mengembangkan Keterampilan Abad 21: Siswa diajak untuk berpikir kritis, memecahkan masalah, bekerja sama, dan berkomunikasi efektif.
- Pembelajaran Kontekstual: Proyek yang diberikan dapat disesuaikan dengan konteks lokal, sehingga siswa lebih mudah mengaitkan materi ajar dengan kehidupan sehari-hari mereka.
- Meningkatkan Motivasi Belajar: Pendekatan ini membuat pembelajaran menjadi lebih menarik dan menantang, sehingga dapat meningkatkan motivasi dan keterlibatan siswa dalam proses belajar.
Pelatihan ini dirancang dengan metode partisipatif dan kolaboratif, yang melibatkan berbagai aktivitas seperti:
- Workshop: Sesi ini berfokus pada teori dan konsep dasar penyusunan modul ajar berbasis proyek.
- Simulasi dan Praktik: Guru-guru akan diberikan kesempatan untuk menyusun dan mempresentasikan modul ajar mereka, dengan bimbingan dari fasilitator.
- Diskusi Kelompok: Diskusi ini memungkinkan para peserta untuk berbagi pengalaman, ide, dan strategi yang telah mereka gunakan di kelas masing-masing.
- Studi Kasus: Peserta akan menganalisis dan mendiskusikan berbagai kasus nyata yang relevan dengan kondisi di kawasan perbatasan.
Setelah pelatihan, para guru diharapkan dapat mengimplementasikan modul ajar berbasis proyek yang telah mereka susun di kelas masing-masing. Evaluasi akan dilakukan secara berkala untuk memonitor kemajuan dan efektivitas dari modul yang diterapkan. Selain itu, dukungan dan pendampingan lanjutan akan diberikan untuk memastikan para guru dapat terus mengembangkan keterampilan mereka.