"Assalamu'alaikum dek."
"Wa'alaikumsalam mas. Silahkan masuk!"
Bibah berjalan kedalam rumah di ikuti langkah kaki Azam. Ternyata Abah Bibah telah duduk di sebuah sofa, baik hakim yang akan mengadili seorang tersangka.
"Kenalin bah, ini mas Azam." Kata Bibah lalu Azam menghampiri Abah dan mencium tangan beliau sembari menucapakan salam.
"Silahkan mas duduk. Saya permisi mau kedalam dulu."
Azam hanya mengangguk dan tersenyum. Tak lama kemudian Bibah keluar dengan membawa dua gelas minuman dan beberapa makanan ringan.
Mulut terasa sulit untuk berkata, tapi dengan basmalah dia mencoba menjelaskan makud dan tujuannya. Sudah hamper setengah jam Aznyaman dengan beliau.am dan abah Bibsh bercakap-cakap. Azampun sudah mulai merasa akrab dan . tenggorokan Azam mulai terasa kering, dia mengambil minum yang sedari tadi berdiri diatas meja. Abah berdeham sepertinya ada hal yang ingin beliau katakana.
"Emm.begini nak. Ada satu syarat jika kamu benar-benar ingin meminang putrid saya."
"Kalau boleh  saya tahu, apa bah?"
"Kamu hafal AL-Qur'an. Apa kamu sanggup?"
Sesaat kata-kata itu mencekam Azam. "Iya bah, insyaallah saya sanggup."