Mohon tunggu...
Izzatin Nisa
Izzatin Nisa Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Cerpen | Bila Waktu Berbicara

2 November 2017   08:59 Diperbarui: 2 November 2017   17:39 435
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Tak kuasa menahan lelah yang dirasakannya, setelah seharian di kampus, Azam langsung merebahkan tubuhnya di ranjang. Pandangan kosong ke langit-langit kamarnya, tiba-tiba terlintas baying-bayang wajah Bibah. Raut wajahnya menjadi berseri-seri seolah senua beban yang ada dibenaknya telah lenyap. Tanpa sadar dia senyum-senyum tak jelas layaknya orang yang dimabuk cinta.

"Azam, buruan mandi. Lalu makan malam. Mama dan Papa tunggu dibawah." Kata Maam Azam dari luar kamarsekitika membuyarkan lamunannya.

***

Sudah hamper setahun Azam berteman akrab dengan Bibah. Mereka pun sudah mengenal satu sama lain. Bibah, yang Azam kira seorang gadis biasa, ternyata dia adalah putrid dari seorang Ning, pitri dari kyai ternama di Jawa Timur.  Bukan hanya seorang gadis rupawan dan pintar, Bibah juga telah menyandang gelar sebagai  seorang hafidzah.

Dengan bekal pas-pasan Azam mencoba mengungkapkan perasaannya kepada Bibah. Perasaan yang sudah ada sejak awal pertama Azam berjumpa Bibah. Mentari siang yang begitu bersahabat dengan penghuni bumi. Angin yang berhembus sepoi-sepoi membelai lembut kerudung Bibah yang sedang duduk di taman ditemani dengan segelas jus melon dan beberapa buku bacaannya. Azam yang sedari tadi duduk di depannya, sejenak memandang wajah gadis pujaannya.

"Ning..."

"Iya mas. Eh manggilnya jangan Ning dong mas, biasa aja ya."

"Ya udah, dek aja ya kalau gitu."

"Ya terserah mas deh. Yang penting jangan Ning."

"Dek, ada yang mau saya omongin."

"Iya mas ngomong aja."

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun