4. Implementasi dan Aplikasi yang Sudah Ada
Beberapa perusahaan dan institusi sudah mulai mengembangkan dan menguji pesawat bertenaga listrik dalam berbagai ukuran, dengan fokus utama pada penerbangan regional atau jarak pendek. Contohnya:
- Eviation Alice: Pesawat komersial bertenaga listrik ini memiliki kapasitas 9 penumpang dan diharapkan mampu terbang hingga 815 km, cocok untuk penerbangan jarak pendek.
- Airbus E-Fan X: Airbus mengembangkan proyek hibrida listrik untuk pesawat regional dengan kapasitas yang lebih besar, menggabungkan motor listrik dengan turbin jet konvensional untuk memberikan tenaga yang cukup sambil mengurangi emisi.
5. Prospek Masa Depan dan Teknologi Pendukung
Masa depan motor listrik sebagai pengganti mesin turbin jet sangat tergantung pada terobosan di bidang penyimpanan energi. Kemajuan dalam teknologi baterai atau penggunaan sumber energi alternatif seperti sel bahan bakar hidrogen akan menentukan seberapa layak konsep ini dalam skala komersial.
- Teknologi Baterai Solid-State: Baterai ini menjanjikan kepadatan energi yang lebih tinggi dengan berat yang lebih ringan daripada baterai lithium-ion saat ini, yang berpotensi meningkatkan jangkauan dan kapasitas pesawat listrik.
- Sel Bahan Bakar Hidrogen: Hidrogen sebagai sumber energi menawarkan solusi emisi nol, serta kepadatan energi yang lebih tinggi dibandingkan baterai konvensional, yang menjadikannya alternatif untuk penerbangan jarak menengah hingga jauh.
- Hybrid-Electric Propulsion: Sistem propulsi hibrida dapat memanfaatkan keunggulan motor listrik dan mesin jet konvensional secara bersamaan, di mana motor listrik digunakan untuk manuver di ketinggian rendah dan mesin turbin untuk daya penuh saat diperlukan.
6. Kesimpulan
Motor listrik memiliki potensi yang besar untuk menggantikan mesin turbin jet dalam penerbangan, terutama untuk pesawat regional dan penerbangan jarak pendek. Namun, adopsi teknologi ini untuk penerbangan jarak jauh atau pesawat besar masih membutuhkan penelitian lebih lanjut, terutama dalam pengembangan baterai dan sumber energi alternatif. Sementara itu, kombinasi antara sistem propulsi hibrida dan listrik dapat menjadi langkah transisi yang praktis menuju penerbangan yang lebih ramah lingkungan dan hemat energi di masa depan.
Jika upaya pengembangan ini berhasil, maka kita mungkin menyaksikan perubahan besar dalam industri transportasi udara dan antariksa yang tidak hanya efisien, tetapi juga berkelanjutan dan minim dampak lingkungan.
Berikut ini adalah perbandingan kelayakan penggunaan mesin jet berbasis plasma dan mesin bertenaga listrik untuk pesawat terbang, baik dari segi teknologi saat ini maupun potensi di masa depan:
1. Mesin Bertenaga Listrik untuk Pesawat Terbang
Mesin bertenaga listrik memanfaatkan daya dari baterai untuk menggerakkan baling-baling atau turbofan, yang menghasilkan daya dorong. Pendekatan ini lebih sederhana dari segi teknik karena mengandalkan teknologi propulsi listrik yang sudah ada, seperti yang digunakan pada mobil dan kendaraan darat lainnya. Namun, kelayakan mesin listrik dalam penerbangan saat ini terbatas oleh teknologi baterai.
Kelebihan: