Mohon tunggu...
Iwan Murtiono
Iwan Murtiono Mohon Tunggu... Lainnya - Google-YouTube project contractor

Pembela hak asasi dan demokrasi dengan bias sebagai orang Indonesia dalam memakai kacamata untuk melihat dunia, termasuk dalam memupuk demokrasi yang agak membingungkan antara demokrasi murni atau demokrasi a la Indonesia. Bahwa kita sering melihatnya dalam perspektif yang berbeda, karena demokrasi itu juga adalah sebuah karya kreatif dalam pembentukannya yang tidak pernah rampung, termasuk yang anti demokrasi juga tidak pernah lelah berusaha terus menguasai demi kepentingan sebagian kecil atau oligarki

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

Protein Midkine & Pleiotrophine dengan BetaAmyloid Penyebab Alzhaimer

5 November 2024   22:25 Diperbarui: 5 November 2024   22:49 107
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Brain Surgery Cartoon / animalia-life.club

Protein Midkine dan Pleiotrophin Sebagai Penyebab Utama Alzheimer Bersama Beta-Amyloid

Selama puluhan tahun, para ilmuwan memusatkan perhatian pada plak beta-amyloid sebagai penyebab utama penyakit Alzheimer. Protein ini diyakini mengganggu komunikasi antar sel dan menyebabkan penurunan kognitif serta kematian sel otak. Namun, penelitian terbaru mengungkap bahwa beta-amyloid mungkin bukan satu-satunya faktor dalam perkembangan penyakit ini, melainkan berperan sebagai "perancah" bagi protein lain yang berkontribusi pada kerusakan otak pada penderita Alzheimer.

Penemuan Baru: Protein Midkine dan Pleiotrophin

Penelitian yang dilakukan oleh Pusat Penyakit Neurodegeneratif (Center for Neurodegenerative Disease) menemukan lebih dari 20 protein yang dapat terkumpul bersamaan dengan beta-amyloid. Di antara protein-protein tersebut, midkine dan pleiotrophin menonjol karena perannya dalam mempercepat penggumpalan beta-amyloid. Temuan ini menantang hipotesis lama "runtuhnya amyloid" yang menyatakan bahwa beta-amyloid adalah penyebab tunggal kerusakan otak, dan membuka jalan untuk pendekatan baru dalam memahami penyakit Alzheimer.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa:

Penemuan ini memberikan gambaran baru bahwa Alzheimer bukan hanya disebabkan oleh penumpukan beta-amyloid, tetapi juga keterlibatan protein lain yang dapat memperburuk kerusakan neurologis.

Implikasi untuk Pengobatan Alzheimer

Pandangan baru ini menekankan bahwa pendekatan terapi Alzheimer di masa depan mungkin harus berfokus pada berbagai target protein, bukan hanya beta-amyloid. Dengan menargetkan midkine dan pleiotrophin, para peneliti berharap dapat mengembangkan terapi yang lebih efektif dan holistik untuk menangani penyakit ini. Hal ini berpotensi memperlambat atau bahkan menghentikan perkembangan Alzheimer, yang memberikan harapan baru bagi jutaan pasien dan keluarga mereka di seluruh dunia.

Selain itu, temuan ini relevan bagi lebih dari 30 proses patologis dalam tubuh yang melibatkan akumulasi protein, bukan hanya beta-amyloid. Dengan memahami interaksi antara berbagai protein ini, para ilmuwan dapat mengembangkan pendekatan terapeutik untuk berbagai penyakit terkait agregasi protein.

Peran Faktor Gaya Hidup dalam Kesehatan Otak

Selain memahami peran protein seperti midkine dan pleiotrophin, penting untuk mempertimbangkan faktor gaya hidup yang berkontribusi pada kesehatan otak. Beberapa penelitian telah menyoroti bahwa diet dan pola makan tertentu dapat mempengaruhi fungsi kognitif dan kesehatan otak secara keseluruhan. Walaupun ini tidak secara langsung terkait dengan penemuan protein baru, hal ini menekankan pentingnya pendekatan yang menyeluruh dalam pencegahan dan pengelolaan Alzheimer.

Arah Masa Depan Penelitian Alzheimer

Penelitian ini menandai pergeseran penting dalam pemahaman tentang patologi Alzheimer dan membuka jalan bagi penelitian lanjutan. Fokus saat ini meliputi:

  • Mengidentifikasi interaksi spesifik antara beta-amyloid dan protein lain seperti midkine dan pleiotrophin

  • Mengembangkan obat-obatan yang dapat menargetkan protein-protein ini untuk mengurangi agregasi dan kerusakan otak

  • Meneliti dampak faktor lingkungan dan gaya hidup pada akumulasi protein di otak

Dengan semakin berkembangnya penelitian ini, kita dapat melihat pergeseran paradigma dalam cara Alzheimer didiagnosis, diobati, dan mungkin dicegah. Identifikasi protein baru yang berperan dalam Alzheimer membuka harapan bagi terapi yang lebih tepat sasaran dan efektif, membawa kita semakin dekat dengan tujuan akhir: mengatasi penyakit yang menghancurkan ini.

Kemungkinan Menghindari Protein Midkine dan Pleiotrophin Sebagai Penyebab Utama Alzheimer Bersama Beta-Amyloid?

Sebelum menjawab, penting untuk dicatat bahwa protein seperti midkine, pleiotrophin, dan beta-amyloid yang disebutkan dalam penelitian tentang Alzheimer sebagian besar adalah protein yang diproduksi secara alami di dalam tubuh dan terkait dengan proses biologis normal, terutama dalam perkembangan dan regenerasi sel serta fungsi otak. Mereka tidak ditemukan secara langsung dalam makanan atau nutrisi sehari-hari.

Namun, memahami bagaimana menjaga kesehatan otak dan mencegah Alzheimer melalui diet dan gaya hidup sehat tetap penting. Berikut beberapa cara untuk mendukung kesehatan otak dan mengurangi risiko penyakit Alzheimer:

1. Diet Seimbang dan Bergizi

  • Konsumsi Makanan yang Kaya Antioksidan: Buah-buahan dan sayuran berwarna cerah seperti beri, brokoli, dan bayam mengandung antioksidan yang dapat melindungi otak dari kerusakan oksidatif.

  • Asam Lemak Omega-3: Ikan berlemak seperti salmon, sarden, dan tuna kaya akan omega-3 yang baik untuk kesehatan otak. Omega-3 dapat membantu mengurangi peradangan dan mendukung fungsi sel-sel otak.

  • Hindari Lemak Trans dan Lemak Jenuh: Makanan yang tinggi lemak trans dan lemak jenuh, seperti makanan cepat saji dan makanan olahan, dapat meningkatkan risiko penurunan kognitif.

2. Batasi Asupan Gula dan Karbohidrat Olahan

Diet tinggi gula dan karbohidrat olahan dapat meningkatkan risiko resistensi insulin, yang telah dikaitkan dengan peningkatan risiko Alzheimer. Mengurangi konsumsi gula dan memilih sumber karbohidrat kompleks seperti biji-bijian utuh dan sayuran dapat membantu menjaga kesehatan otak.

3. Jaga Berat Badan Sehat dan Aktif Bergerak

Obesitas dan gaya hidup sedentari telah dikaitkan dengan peningkatan risiko berbagai penyakit neurodegeneratif. Olahraga secara teratur dapat membantu meningkatkan aliran darah ke otak, merangsang pembentukan sel-sel otak baru, dan mendukung koneksi saraf.

4. Tidur yang Cukup dan Berkualitas

Kurang tidur kronis dapat meningkatkan risiko pembentukan plak beta-amyloid di otak. Pastikan Anda mendapatkan tidur yang cukup dan berkualitas setiap malam untuk membantu membersihkan zat-zat beracun dari otak.

5. Kelola Stres dan Jaga Kesehatan Mental

Stres kronis dapat meningkatkan peradangan dalam tubuh dan otak, yang dapat mempercepat penurunan kognitif. Praktik manajemen stres seperti meditasi, yoga, atau hobi relaksasi lainnya dapat membantu menjaga kesehatan otak.

6. Hindari Zat Beracun dan Polutan

Paparan polutan lingkungan seperti pestisida dan logam berat bisa merusak otak. Konsumsi makanan organik dan hindari paparan bahan kimia beracun bila memungkinkan untuk mengurangi risiko.

7. Suplementasi yang Tepat

Konsultasikan dengan dokter untuk mengetahui apakah Anda membutuhkan suplemen tambahan seperti vitamin D, vitamin B12, dan antioksidan lainnya yang penting bagi kesehatan otak.

8. Pendidikan dan Stimulasi Mental

Melatih otak secara aktif dengan belajar hal-hal baru, bermain puzzle, dan aktivitas kognitif lainnya dapat membantu menjaga fungsi otak dan memperlambat penurunan kognitif.

Kesimpulan

Tidak ada bukti ilmiah yang menunjukkan bahwa menghindari asupan nutrisi tertentu dapat mencegah produksi atau pengaruh protein seperti midkine, pleiotrophin, atau beta-amyloid, karena ini adalah protein endogen. Akan tetapi, mengadopsi gaya hidup sehat secara keseluruhan dan menjaga diet bergizi seimbang adalah langkah terbaik untuk mengurangi risiko Alzheimer dan menjaga kesehatan otak secara umum.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun