Mohon tunggu...
Iwan Murtiono
Iwan Murtiono Mohon Tunggu... Lainnya - Google-YouTube project contractor

Pembela hak asasi dan demokrasi dengan bias sebagai orang Indonesia dalam memakai kacamata untuk melihat dunia, termasuk dalam memupuk demokrasi yang agak membingungkan antara demokrasi murni atau demokrasi a la Indonesia. Bahwa kita sering melihatnya dalam perspektif yang berbeda, karena demokrasi itu juga adalah sebuah karya kreatif dalam pembentukannya yang tidak pernah rampung, termasuk yang anti demokrasi juga tidak pernah lelah berusaha terus menguasai demi kepentingan sebagian kecil atau oligarki

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Demokrasi Kebebasan Berbicara vs Platform Media Sosial X

3 September 2024   21:33 Diperbarui: 3 September 2024   22:11 81
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Dukungan Terhadap Pluralitas dan Debat Terbuka: Musk mungkin percaya bahwa debat terbuka dan pluralitas pandangan, termasuk yang berasal dari sayap kanan, penting untuk kesehatan demokrasi. Dengan mempertahankan akun-akun tersebut, dia mungkin ingin mendorong diskusi yang lebih luas dan menghindari pembentukan "ruang gema" di mana hanya pandangan tertentu yang diizinkan. Dalam pandangannya, menyensor atau menghapus pandangan yang tidak populer bisa berisiko menghambat dialog yang produktif dan melemahkan keanekaragaman pendapat di ruang publik.

  • Posisi Terhadap Globalisasi Hukum: Musk mungkin juga melihat upaya hukum di berbagai negara untuk mengatur konten di platform global sebagai ancaman terhadap operasi perusahaan teknologi yang berskala internasional. Dengan menentang hukum lokal yang menurutnya tidak adil, dia mungkin berusaha menegaskan bahwa platform global seperti X tidak boleh tunduk pada aturan yang terlalu membatasi dari satu negara tertentu. Ini adalah bagian dari visinya untuk menciptakan internet yang lebih terbuka dan bebas dari batasan yang dipaksakan oleh negara tertentu.

  • Strategi Bisnis dan Loyalitas Pengguna: Mempertahankan basis pengguna yang luas dan beragam, termasuk kelompok-kelompok sayap kanan, mungkin juga merupakan bagian dari strategi bisnis Musk. Dengan tidak menyensor kelompok ini, dia mungkin ingin memastikan bahwa X tetap menjadi platform yang menarik bagi berbagai segmen pengguna, yang pada gilirannya dapat meningkatkan jumlah pengguna aktif dan keterlibatan di platform tersebut. Ini bisa menjadi faktor penting dalam mempertahankan pertumbuhan dan relevansi X di pasar global.

  • Meskipun langkah-langkah ini menyebabkan Musk menghadapi ancaman dan tantangan hukum di berbagai negara, tampaknya dia bersedia menghadapi risiko tersebut untuk mempertahankan prinsip-prinsip yang diyakininya. Bagi Musk, mempertahankan kebebasan berbicara, bahkan dalam konteks yang kontroversial, adalah hal yang lebih penting daripada tunduk pada tekanan hukum yang menurutnya tidak adil. 

    Ancaman hukum yang serius, termasuk pembekuan rekening bank Starlink di Brasil, Musk tetap teguh. Dia menganggap perintah pengadilan yang menetapkan Starlink bertanggung jawab atas denda yang dikenakan kepada X sebagai tindakan yang tidak konstitusional, dalam arti konstitusi menurut Musk, bukan menurut negara Brazil. Di lain pihak dalam pernyataan publik, Starlink menegaskan bahwa mereka tidak diberi kesempatan untuk mempertahankan diri sesuai dengan proses hukum yang dijamin oleh Konstitusi Brasil. 

    Kegigihan Musk untuk terus memberikan layanan kepada lebih dari 250.000 pelanggan Starlink di Brasil, meskipun dihadapkan pada ancaman hukum, mencerminkan komitmennya yang mendalam terhadap prinsip-prinsip kebebasan dan akses informasi. Bagi Musk, perlawanan ini bukan hanya tentang mempertahankan bisnisnya, tetapi juga tentang menegakkan hak-hak dasar yang diyakininya harus dimiliki oleh semua orang, terlepas dari batasan hukum yang mungkin mencoba untuk menghalanginya. 

    Elon Musk sering memposisikan dirinya sebagai pendukung kebebasan berbicara yang kuat, tetapi tindakan-tindakannya di platform X (sebelumnya Twitter) menunjukkan adanya ketidakkonsistenan yang menimbulkan pertanyaan mengenai apakah dia benar-benar mendukung kebebasan berbicara secara universal atau hanya ketika sesuai dengan pandangannya sendiri.

    1. Inkonistensi dalam Implementasi Kebijakan: Musk telah memberangus atau membatasi akun-akun yang berbeda pandangan dengannya, yang menunjukkan adanya perbedaan antara apa yang dia klaim sebagai prinsip kebebasan berbicara dan bagaimana dia menerapkannya. Misalnya, akun-akun yang mengkritik kebijakan atau tindakan Musk sendiri sering kali mengalami penangguhan atau pembatasan. Ini menimbulkan dugaan bahwa kebebasan berbicara di platform X mungkin lebih condong pada kebebasan berbicara yang sejalan dengan pandangan Musk atau kepentingannya, daripada sebuah prinsip yang diterapkan secara adil dan merata.

    2. Kontrol dan Pengaruh Pribadi: Sebagai pemilik dan pengendali X, Musk memiliki kekuasaan besar untuk menentukan aturan main di platform tersebut. Jika dia memberangus akun-akun yang berbeda pandangan dengannya, ini bisa jadi karena dia ingin menjaga citra atau kepentingan pribadi, atau bahkan karena dia merasa terganggu oleh kritik. Dalam konteks ini, kebebasan berbicara mungkin lebih bersifat selektif dan didasarkan pada perspektif pribadi Musk, bukan pada komitmen terhadap kebebasan berekspresi yang inklusif.

    3. Kebebasan Berbicara yang Disesuaikan dengan Agenda: Ada juga kemungkinan bahwa Musk mendukung kebebasan berbicara sebagai prinsip, tetapi hanya sejauh itu mendukung agendanya. Ketika kebebasan berbicara digunakan untuk mendukung pandangan sayap kanan atau kelompok yang mendukungnya, Musk tampaknya lebih toleran. Namun, ketika pandangan tersebut berlawanan atau mengkritik langsung dirinya, dia mungkin merasa perlu untuk mengontrol narasi yang muncul di platformnya.

    4. Dugaan Hipokrisi: Karena tindakan-tindakannya yang sering bertentangan dengan retorikanya tentang kebebasan berbicara, banyak orang menuduh Musk sebagai seorang hipokrit. Hipokrisi ini dapat dilihat sebagai refleksi dari pandangan picik terhadap kebebasan berbicara, di mana kebebasan tersebut hanya dihargai ketika menguntungkan dirinya atau platformnya. Ini menunjukkan bahwa, meskipun Musk mungkin berbicara tentang kebebasan berbicara sebagai nilai universal, dalam praktiknya dia mungkin lebih fokus pada bagaimana kebebasan tersebut dapat digunakan untuk mencapai tujuannya sendiri.

    HALAMAN :
    1. 1
    2. 2
    3. 3
    4. 4
    5. 5
    Mohon tunggu...

    Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
    Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
    Beri Komentar
    Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

    Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
    LAPORKAN KONTEN
    Alasan
    Laporkan Konten
    Laporkan Akun