Mohon tunggu...
Iwan Murtiono
Iwan Murtiono Mohon Tunggu... Lainnya - Google-YouTube project contractor

Pembela hak asasi dan demokrasi dengan bias sebagai orang Indonesia dalam memakai kacamata untuk melihat dunia, termasuk dalam memupuk demokrasi yang agak membingungkan antara demokrasi murni atau demokrasi a la Indonesia. Bahwa kita sering melihatnya dalam perspektif yang berbeda, karena demokrasi itu juga adalah sebuah karya kreatif dalam pembentukannya yang tidak pernah rampung, termasuk yang anti demokrasi juga tidak pernah lelah berusaha terus menguasai demi kepentingan sebagian kecil atau oligarki

Selanjutnya

Tutup

Vox Pop Pilihan

Independensi Uni Eropa vs Presiden Dewan Viktor Orban yang Pro Rusia

25 Juli 2024   02:50 Diperbarui: 25 Juli 2024   02:55 95
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kohesi dalam EU sangat penting untuk menjaga solidaritas antara negara-negara anggota. Ketika ada anggota yang bertindak di luar kesepakatan bersama, seperti dalam kasus Hongaria yang seringkali mengambil posisi yang bertentangan dengan mayoritas anggota EU, hal ini bisa merusak kesatuan dan kepercayaan antar negara anggota. Dengan menunjukkan solidaritas, seperti mengadakan pertemuan di Brussels alih-alih Budapest, EU mengirimkan pesan yang kuat tentang pentingnya kebersamaan dalam menghadapi tantangan global, termasuk ancaman dari pihak luar seperti Rusia. 

Kohesi mengacu pada solidaritas dan kesatuan di antara negara-negara anggota UE. Ini adalah faktor penting yang memastikan bahwa keputusan dan kebijakan yang dibuat mencerminkan kepentingan bersama dan bukan hanya kepentingan beberapa negara anggota. Beberapa aspek penting dari kohesi meliputi:

1.Solidaritas dalam Kebijakan: Kohesi membantu memastikan bahwa negara-negara anggota saling mendukung dalam menghadapi tantangan bersama. Misalnya, dalam situasi di mana negara seperti Hongaria mengambil posisi yang berbeda terkait perang di Ukraina, kohesi dalam UE membantu menyatukan negara-negara anggota lainnya untuk menunjukkan sikap yang kuat dan bersatu.

2. Keberlanjutan Kebijakan: Dengan adanya kohesi, kebijakan yang diadopsi oleh UE cenderung lebih stabil dan berkelanjutan. Ini karena kebijakan tersebut didasarkan pada konsensus dan dukungan dari mayoritas negara anggota, sehingga mengurangi risiko perubahan kebijakan yang drastis akibat perubahan politik di negara anggota tertentu.

Mendukung atau Menolak Keanggotaan

EU juga harus tegas dalam mendukung atau menolak keanggotaan berdasarkan komitmen terhadap prinsip-prinsip dasar organisasi. Jika sebuah negara anggota secara konsisten melanggar nilai-nilai dasar EU, seperti demokrasi, hak asasi manusia, dan supremasi hukum, maka langkah-langkah tegas harus diambil. Ini bisa termasuk pengurangan hak suara atau, dalam kasus yang ekstrim, pengusiran dari EU. Langkah ini bukan untuk menghukum, melainkan untuk menjaga integritas dan kredibilitas organisasi. 

UE juga harus memiliki mekanisme yang jelas untuk mendukung atau menolak keanggotaan negara-negara berdasarkan komitmen mereka terhadap prinsip-prinsip dasar organisasi. Jika sebuah negara anggota secara konsisten melanggar nilai-nilai seperti demokrasi, hak asasi manusia, dan supremasi hukum, UE harus siap mengambil langkah-langkah tegas, termasuk pengurangan hak suara atau bahkan pengusiran dari organisasi. Ini bukan untuk menghukum, tetapi untuk menjaga integritas dan kredibilitas UE. 

Dalam konteks ini, tindakan UE untuk mencabut hak Hongaria sebagai tuan rumah pertemuan menteri luar negeri dan pertahanan merupakan langkah penting dalam menjaga independensi dan kohesi organisasi. Keputusan ini menunjukkan bahwa UE tidak akan mentolerir perilaku yang merusak nilai-nilai dasar organisasi, bahkan jika itu berarti harus mengambil tindakan terhadap salah satu anggotanya sendiri. 

Dengan demikian, independensi dan kohesi bukan hanya penting untuk menjaga stabilitas dan keberhasilan UE, tetapi juga untuk memastikan bahwa organisasi ini tetap menjadi kekuatan positif dalam politik internasional, mempromosikan demokrasi, hak asasi manusia, dan perdamaian.

Kesimpulan: Pembelajaran ASEAN dari Dinamika Uni Eropa dalam Kohesi dan Independensi. Uni Eropa (EU) dan ASEAN adalah dua organisasi regional yang berbeda dalam banyak hal, namun ada pelajaran penting yang bisa diambil ASEAN dari dinamika EU, terutama terkait kohesi dan independensi.

Kohesi dalam Organisasi. Uni Eropa menunjukkan bahwa kohesi, atau solidaritas di antara negara-negara anggota, adalah kunci untuk menjaga stabilitas dan kesatuan dalam menghadapi tantangan global. Misalnya, ketika Hongaria mengambil posisi yang berbeda terkait perang di Ukraina, EU dapat menyatukan negara-negara anggotanya untuk tetap konsisten dalam mendukung integritas teritorial Ukraina. ASEAN dapat belajar dari ini dengan meningkatkan solidaritas dan kesepahaman di antara anggotanya dalam menghadapi isu-isu regional, seperti sengketa Laut China Selatan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Vox Pop Selengkapnya
Lihat Vox Pop Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun