Dalam konteks ini, keputusan Ukraina untuk tidak melanjutkan aliran minyak ke Hongaria tidak hanya merupakan langkah ekonomi tetapi juga bagian dari upaya politik dan diplomatik untuk mempengaruhi posisi Hongaria dan menunjukkan ketegasan terhadap Rusia. Ukraina berusaha untuk memastikan bahwa semua negara Eropa bersatu dalam menekan Rusia untuk mengakhiri invasi dan menghormati kedaulatan Ukraina.
Dalam politik dalam dan luar negerinya Orban sangat pro Rusia sebagai strateginya untuk tetap memimpin dan menguasai Hongaria, yang dibantu dengan bot propaganda dari Rusia yang membuat rakyatnya senang dibuai dengan permen janji bohong kediktatoran otoriter yang "menyenangkan." Sehingga memang menjadi kiblat pro Rusia juga merupakan mimpi rakyat Hongaria asal Rusia yang tidak menginginkan putusnya hubungan dengan saudaranya di Rusia ataupun sebagai korban hasil propaganda yang diperumit lagi dengan masih adanya hubungan dagang karena perusahaan minyak MOL milik Hongaria juga masih ada di Rusia dan masih banyak lagi seperti bank OTP milik Hungaria yang juga masih beroperasi di Rusia.Â
Orban ini seumur umur selalu memperlihatkan anti Rusia, tetapi dalam kampanye 2009 dia melihat segmen pro Rusia dan segera dia berubah drastis menjadi pro Rusia. Seperti yang kita lihat bahwa beberapa politikus Eropa yang susah menang biasanya mendekati Putin untuk mendapatkan dana kampanye dan dukungan propaganda media dari Rusia, contohnya Marie Le Penn, dan beberapa politikus lainnya seperti dari Italia. Belum lagi isu isu anti imigran dari teori Replacement atau imigran akan merebut pekerjaan pribumi, yang juga serempak dikemukakan oleh semua politikus sayap kanan dunia untuk meraih suara rakyat yang tidak suka melihat pendatang baru. Mereka semua senang bermigrasi ke negara lain, tetapi mereka tidak senang ada imigran di negaranya.
Gangguan Rusia pada pemilu di seluruh dunia adalah bentuk yang murah untuk mengacaukan demokrasi di seluruh dunia disamping juga sangat murah untuk menancapkan gigi pengaruh ke seluruh dunia, apalagi waktu itu penjualan minyak Rusia membuat Rusia kelebihan devisa yang bisa digunakan untuk membeli politikus sayap kanan yang pro diktator dan otoriter. Apalagi dengan undang undang pemilu yang sangat membatasi nilai sumbangan dana kampanye di seluruh dunia, maka dana gelap yang dijanjikan Rusia yang sulit diregulasi dan ditangkal oleh undang undang pemilu membuat sesedikit apapun modal sumbangan gelap Rusia menjadi sangat berarti. Ini menjadi sangat murah harganya untuk mengganti sistem demokrasi menjadi tidak demokratis.
Independensi EU: Menjaga Netralitas dan Otoritas
Independensi dan kohesi merupakan dua pilar utama yang menopang keberlangsungan dan keberhasilan Uni Eropa (EU). Independensi mengacu pada kemampuan EU untuk mengambil keputusan secara mandiri tanpa intervensi dari pihak luar atau dari anggota individu yang mencoba untuk mempengaruhi kebijakan sesuai dengan kepentingan mereka sendiri. Sementara itu, kohesi mencerminkan solidaritas dan kerjasama antara negara-negara anggota dalam menghadapi tantangan bersama.
Independensi EU sangat penting untuk menjaga netralitas dan otoritasnya dalam menangani isu-isu internasional. Dalam konteks konflik seperti perang di Ukraina, EU harus memiliki posisi yang jelas dan konsisten untuk melindungi nilai-nilai kemanusiaan dan demokrasi. Keputusan untuk memindahkan pertemuan menteri luar negeri dan pertahanan dari Budapest ke Brussels, setelah pertemuan antara Perdana Menteri Hongaria Viktor Orban dengan Presiden Rusia Vladimir Putin, adalah contoh nyata bagaimana independensi EU dipertahankan. Tindakan ini menunjukkan bahwa EU tidak dapat berkompromi dengan kebijakan yang bertentangan dengan nilai-nilai fundamentalnya, seperti dukungan untuk integritas teritorial dan kedaulatan negara.
Independensi UE berarti kemampuan organisasi ini untuk mengambil keputusan tanpa tekanan atau pengaruh dari pihak eksternal, termasuk dari negara anggota yang mungkin memiliki agenda politik yang berbeda. Independensi ini penting untuk beberapa alasan:
1. Menjaga Netralitas: Dalam menghadapi isu internasional seperti konflik di Ukraina, UE harus bisa berdiri di atas nilai-nilai demokrasi dan hak asasi manusia. Keputusan untuk memindahkan pertemuan menteri luar negeri dan pertahanan dari Budapest ke Brussels, misalnya, merupakan tindakan yang menunjukkan bahwa UE tidak akan membiarkan tindakan atau kebijakan yang bertentangan dengan nilai-nilai fundamentalnya. Ini penting untuk menjaga kepercayaan masyarakat dan negara anggota terhadap UE sebagai lembaga yang adil dan netral.Â
2. Otoritas dan Kredibilitas: Jika UE tidak bisa mempertahankan independensinya, otoritas dan kredibilitasnya di panggung internasional akan terancam. Ini bisa mengurangi kemampuannya untuk memediasi konflik atau memimpin dalam isu global seperti perubahan iklim, perdagangan internasional, dan hak asasi manusia.
Kohesi dalam EU: Solidarity dan Keberlanjutan Kebijakan