Mohon tunggu...
Iwan Murtiono
Iwan Murtiono Mohon Tunggu... Lainnya - Google-YouTube project contractor

Pembela hak asasi dan demokrasi dengan bias sebagai orang Indonesia dalam memakai kacamata untuk melihat dunia, termasuk dalam memupuk demokrasi yang agak membingungkan antara demokrasi murni atau demokrasi a la Indonesia. Bahwa kita sering melihatnya dalam perspektif yang berbeda, karena demokrasi itu juga adalah sebuah karya kreatif dalam pembentukannya yang tidak pernah rampung, termasuk yang anti demokrasi juga tidak pernah lelah berusaha terus menguasai demi kepentingan sebagian kecil atau oligarki

Selanjutnya

Tutup

Vox Pop Pilihan

Independensi Uni Eropa vs Presiden Dewan Viktor Orban yang Pro Rusia

25 Juli 2024   02:50 Diperbarui: 25 Juli 2024   02:55 74
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Russian President Vladimir Putin, right, and Hungarian Prime Minister Viktor Orban shake hands during a meeting in Moscow, Russia, Friday, July 5, 2024. (Valeriy Sharifulin, Sputnik, Kremlin Pool Photo via AP) 

Kohesi & Independensi Uni Eropa dan Membela Keanggotaan dan Integritas

Kita akan membicarakan organisasi perserikatan bangsa yang hampir mirip suatu Negara Besar Serikat Benua Eropa, Uni Eropa atau semacam ASEAN setelah disuntik steroid, orang bule biasa mengatakannya EU is an ASEAN on steroid. UE ini sangat dinamis sehingga beritanya tidak akan pernah habis, karena setiap aksi dan putusan real time-nya sangat konsekuensial dan sangat terasa bagi anggotanya terlebih setiap rakyatnya, sudah samakah dengan ASEAN atau setara? 

Apalagi UE adalah salah satu proyek laboratorium demokrasi dunia untuk kita semua pelajari bersama. Siapa tahu ada manfaatnya atau menginspirasi kita untuk memperbaiki ASEAN, agar menjadi lebih baik atau setara setidak tidaknya, atau kita menyerah saja dan biarkan ASEAN begini begini saja, atau "emangnya gue pikirin?" karena kita semua berasa tidak hidup di kawasan ASEAN yang sama sekali tidak signifikan atau tak terasa efeknya selama ini. 

Kita akan bahas fenomena atau dinamika UE dari kejadian Kemarin sore 23/7/2024, ketika Ketua kebijakan luar negeri Uni Eropa Joseph Borell yang mencabut hak Hongaria untuk menjadi tuan rumah pertemuan para menteri luar negeri dan pertahanan berikutnya, dikarenakan sikapnya terhadap perang di Ukraina, yang berbeda. Pencabutan ini terjadi setelah dalam kurun beberapa minggu Hongaria yang menjabat sebagai presiden Dewan Uni Eropa tidak pantas membawa nama Uni Eropa untuk kepentingan politik pribadinya atau Putin, yang bukan anggota UE. 

Biasanya negara asal presiden Dewan UE adalah tuan rumah semua pertemuan tersebut. Ini semua mengerucut dan sangat mencolok, seolah olah bagaikan pertunjukan kesetiaan pada Putin. Sedangkan hampir semua anggota UE sedang berupaya memaksa Putin untuk menghargai perbatasan negara Ukraina dan menghentikan serangan yang mematikan penduduk sipil demi memuaskan nafsu kolonisasinya saja. Inilah yang memicu kemarahan atas kunjungan resmi presiden Dewan UE. 

Kunjungan Perdana Menteri Viktor Orban kepada Presiden Rusia Vladimir Putin di Moskow awal bulan ini, tanpa membawa kepentingan UE sama sekali. Bahkan kunjungan Orban adalah juga menunjukkan betapa presiden Dewan UE mau mengabdi atau melayani kepentingan Putin. Semua anggota UE menjadi melongo, mengapa presiden Dewan mereka mau merendahkan diri dan menjadi antek Rusia.

Solusi gegabah dan kurang perhitungan Orban akan ke"rumitan" pemenuhan kebutuhan energi Hongaria yang 100% tergantung pada Rusia melalui pipa minyak yang melewati Ukraina, yaitu minta langsung ke Putin untuk membantu. Semuanya tanpa diperhitungkan sama sekali dan Orban harus memperlihatkan inferiornya. Malahan sebagai imbalan pemenuhan energi Hongaria, Orban banyak melakukan kampanye pro Putin atau anti UE di dalam negeri, walaupun dia adalah presiden Dewan UE. Kepresidenan UE ini diperoleh karena arisan jabatan yang dirotasi setiap waktu diantara anggotanya, persis seperti ASEAN, untuk jangka 6 bulan. 

Selama konflik yang berlangsung antara Rusia dan Ukraina, Ukraina telah menghadapi serangan yang intensif dari pasukan Rusia, termasuk pengeboman terhadap gedung-gedung apartemen dan fasilitas sipil seperti rumah sakit anak-anak. Di bawah tekanan ini, Ukraina melakukan segala upaya untuk bertahan dan melawan agresi Rusia, termasuk tindakan yang terkait dengan pasokan energi. 

Salah satu tindakan signifikan yang diambil oleh Ukraina adalah menghentikan perannya dalam membantu penyaluran minyak Rusia ke Hongaria. Pipa minyak yang mengalir dari Rusia ke Hongaria biasanya melewati wilayah Ukraina. Dalam upaya untuk mengurangi pendapatan Rusia dari penjualan minyak, yang digunakan untuk mendanai perang, Ukraina memutuskan untuk menutup atau membatasi aliran minyak ini. 

Hongaria, yang sangat bergantung pada pasokan minyak dari Rusia, menghadapi krisis energi akibat tindakan ini. Pemerintah Hongaria, yang dipimpin oleh Perdana Menteri Viktor Orban, meminta Ukraina untuk membuka kembali aliran minyak dari Rusia. Namun, posisi Hongaria yang menunjukkan dukungan terhadap Rusia, termasuk kritik terhadap kebijakan EU yang dianggap "pro-perang," membuat Ukraina ragu untuk memenuhi permintaan ini. 

Bagi Ukraina, penghentian perang dan penarikan pasukan Rusia dari wilayahnya adalah prioritas utama. Ukraina merasa bahwa Hongaria tidak menunjukkan solidaritas atau dukungan yang memadai terhadap perjuangan Ukraina melawan agresi Rusia. Sehingga, tidak ada insentif bagi Ukraina untuk membantu Hongaria mendapatkan minyak murah dari Rusia, terutama ketika Hongaria tidak berusaha mempengaruhi Rusia untuk menghentikan agresinya. 

Dalam konteks ini, keputusan Ukraina untuk tidak melanjutkan aliran minyak ke Hongaria tidak hanya merupakan langkah ekonomi tetapi juga bagian dari upaya politik dan diplomatik untuk mempengaruhi posisi Hongaria dan menunjukkan ketegasan terhadap Rusia. Ukraina berusaha untuk memastikan bahwa semua negara Eropa bersatu dalam menekan Rusia untuk mengakhiri invasi dan menghormati kedaulatan Ukraina.

Dalam politik dalam dan luar negerinya Orban sangat pro Rusia sebagai strateginya untuk tetap memimpin dan menguasai Hongaria, yang dibantu dengan bot propaganda dari Rusia yang membuat rakyatnya senang dibuai dengan permen janji bohong kediktatoran otoriter yang "menyenangkan." Sehingga memang menjadi kiblat pro Rusia juga merupakan mimpi rakyat Hongaria asal Rusia yang tidak menginginkan putusnya hubungan dengan saudaranya di Rusia ataupun sebagai korban hasil propaganda yang diperumit lagi dengan masih adanya hubungan dagang karena perusahaan minyak MOL milik Hongaria juga masih ada di Rusia dan masih banyak lagi seperti bank OTP milik Hungaria yang juga masih beroperasi di Rusia. 

Orban ini seumur umur selalu memperlihatkan anti Rusia, tetapi dalam kampanye 2009 dia melihat segmen pro Rusia dan segera dia berubah drastis menjadi pro Rusia. Seperti yang kita lihat bahwa beberapa politikus Eropa yang susah menang biasanya mendekati Putin untuk mendapatkan dana kampanye dan dukungan propaganda media dari Rusia, contohnya Marie Le Penn, dan beberapa politikus lainnya seperti dari Italia. Belum lagi isu isu anti imigran dari teori Replacement atau imigran akan merebut pekerjaan pribumi, yang juga serempak dikemukakan oleh semua politikus sayap kanan dunia untuk meraih suara rakyat yang tidak suka melihat pendatang baru. Mereka semua senang bermigrasi ke negara lain, tetapi mereka tidak senang ada imigran di negaranya.

Gangguan Rusia pada pemilu di seluruh dunia adalah bentuk yang murah untuk mengacaukan demokrasi di seluruh dunia disamping juga sangat murah untuk menancapkan gigi pengaruh ke seluruh dunia, apalagi waktu itu penjualan minyak Rusia membuat Rusia kelebihan devisa yang bisa digunakan untuk membeli politikus sayap kanan yang pro diktator dan otoriter. Apalagi dengan undang undang pemilu yang sangat membatasi nilai sumbangan dana kampanye di seluruh dunia, maka dana gelap yang dijanjikan Rusia yang sulit diregulasi dan ditangkal oleh undang undang pemilu membuat sesedikit apapun modal sumbangan gelap Rusia menjadi sangat berarti. Ini menjadi sangat murah harganya untuk mengganti sistem demokrasi menjadi tidak demokratis.

Independensi EU: Menjaga Netralitas dan Otoritas

Independensi dan kohesi merupakan dua pilar utama yang menopang keberlangsungan dan keberhasilan Uni Eropa (EU). Independensi mengacu pada kemampuan EU untuk mengambil keputusan secara mandiri tanpa intervensi dari pihak luar atau dari anggota individu yang mencoba untuk mempengaruhi kebijakan sesuai dengan kepentingan mereka sendiri. Sementara itu, kohesi mencerminkan solidaritas dan kerjasama antara negara-negara anggota dalam menghadapi tantangan bersama.

Independensi EU sangat penting untuk menjaga netralitas dan otoritasnya dalam menangani isu-isu internasional. Dalam konteks konflik seperti perang di Ukraina, EU harus memiliki posisi yang jelas dan konsisten untuk melindungi nilai-nilai kemanusiaan dan demokrasi. Keputusan untuk memindahkan pertemuan menteri luar negeri dan pertahanan dari Budapest ke Brussels, setelah pertemuan antara Perdana Menteri Hongaria Viktor Orban dengan Presiden Rusia Vladimir Putin, adalah contoh nyata bagaimana independensi EU dipertahankan. Tindakan ini menunjukkan bahwa EU tidak dapat berkompromi dengan kebijakan yang bertentangan dengan nilai-nilai fundamentalnya, seperti dukungan untuk integritas teritorial dan kedaulatan negara.

Independensi UE berarti kemampuan organisasi ini untuk mengambil keputusan tanpa tekanan atau pengaruh dari pihak eksternal, termasuk dari negara anggota yang mungkin memiliki agenda politik yang berbeda. Independensi ini penting untuk beberapa alasan:

1. Menjaga Netralitas: Dalam menghadapi isu internasional seperti konflik di Ukraina, UE harus bisa berdiri di atas nilai-nilai demokrasi dan hak asasi manusia. Keputusan untuk memindahkan pertemuan menteri luar negeri dan pertahanan dari Budapest ke Brussels, misalnya, merupakan tindakan yang menunjukkan bahwa UE tidak akan membiarkan tindakan atau kebijakan yang bertentangan dengan nilai-nilai fundamentalnya. Ini penting untuk menjaga kepercayaan masyarakat dan negara anggota terhadap UE sebagai lembaga yang adil dan netral. 

2. Otoritas dan Kredibilitas: Jika UE tidak bisa mempertahankan independensinya, otoritas dan kredibilitasnya di panggung internasional akan terancam. Ini bisa mengurangi kemampuannya untuk memediasi konflik atau memimpin dalam isu global seperti perubahan iklim, perdagangan internasional, dan hak asasi manusia.

Kohesi dalam EU: Solidarity dan Keberlanjutan Kebijakan

Kohesi dalam EU sangat penting untuk menjaga solidaritas antara negara-negara anggota. Ketika ada anggota yang bertindak di luar kesepakatan bersama, seperti dalam kasus Hongaria yang seringkali mengambil posisi yang bertentangan dengan mayoritas anggota EU, hal ini bisa merusak kesatuan dan kepercayaan antar negara anggota. Dengan menunjukkan solidaritas, seperti mengadakan pertemuan di Brussels alih-alih Budapest, EU mengirimkan pesan yang kuat tentang pentingnya kebersamaan dalam menghadapi tantangan global, termasuk ancaman dari pihak luar seperti Rusia. 

Kohesi mengacu pada solidaritas dan kesatuan di antara negara-negara anggota UE. Ini adalah faktor penting yang memastikan bahwa keputusan dan kebijakan yang dibuat mencerminkan kepentingan bersama dan bukan hanya kepentingan beberapa negara anggota. Beberapa aspek penting dari kohesi meliputi:

1.Solidaritas dalam Kebijakan: Kohesi membantu memastikan bahwa negara-negara anggota saling mendukung dalam menghadapi tantangan bersama. Misalnya, dalam situasi di mana negara seperti Hongaria mengambil posisi yang berbeda terkait perang di Ukraina, kohesi dalam UE membantu menyatukan negara-negara anggota lainnya untuk menunjukkan sikap yang kuat dan bersatu.

2. Keberlanjutan Kebijakan: Dengan adanya kohesi, kebijakan yang diadopsi oleh UE cenderung lebih stabil dan berkelanjutan. Ini karena kebijakan tersebut didasarkan pada konsensus dan dukungan dari mayoritas negara anggota, sehingga mengurangi risiko perubahan kebijakan yang drastis akibat perubahan politik di negara anggota tertentu.

Mendukung atau Menolak Keanggotaan

EU juga harus tegas dalam mendukung atau menolak keanggotaan berdasarkan komitmen terhadap prinsip-prinsip dasar organisasi. Jika sebuah negara anggota secara konsisten melanggar nilai-nilai dasar EU, seperti demokrasi, hak asasi manusia, dan supremasi hukum, maka langkah-langkah tegas harus diambil. Ini bisa termasuk pengurangan hak suara atau, dalam kasus yang ekstrim, pengusiran dari EU. Langkah ini bukan untuk menghukum, melainkan untuk menjaga integritas dan kredibilitas organisasi. 

UE juga harus memiliki mekanisme yang jelas untuk mendukung atau menolak keanggotaan negara-negara berdasarkan komitmen mereka terhadap prinsip-prinsip dasar organisasi. Jika sebuah negara anggota secara konsisten melanggar nilai-nilai seperti demokrasi, hak asasi manusia, dan supremasi hukum, UE harus siap mengambil langkah-langkah tegas, termasuk pengurangan hak suara atau bahkan pengusiran dari organisasi. Ini bukan untuk menghukum, tetapi untuk menjaga integritas dan kredibilitas UE. 

Dalam konteks ini, tindakan UE untuk mencabut hak Hongaria sebagai tuan rumah pertemuan menteri luar negeri dan pertahanan merupakan langkah penting dalam menjaga independensi dan kohesi organisasi. Keputusan ini menunjukkan bahwa UE tidak akan mentolerir perilaku yang merusak nilai-nilai dasar organisasi, bahkan jika itu berarti harus mengambil tindakan terhadap salah satu anggotanya sendiri. 

Dengan demikian, independensi dan kohesi bukan hanya penting untuk menjaga stabilitas dan keberhasilan UE, tetapi juga untuk memastikan bahwa organisasi ini tetap menjadi kekuatan positif dalam politik internasional, mempromosikan demokrasi, hak asasi manusia, dan perdamaian.

Kesimpulan: Pembelajaran ASEAN dari Dinamika Uni Eropa dalam Kohesi dan Independensi. Uni Eropa (EU) dan ASEAN adalah dua organisasi regional yang berbeda dalam banyak hal, namun ada pelajaran penting yang bisa diambil ASEAN dari dinamika EU, terutama terkait kohesi dan independensi.

Kohesi dalam Organisasi. Uni Eropa menunjukkan bahwa kohesi, atau solidaritas di antara negara-negara anggota, adalah kunci untuk menjaga stabilitas dan kesatuan dalam menghadapi tantangan global. Misalnya, ketika Hongaria mengambil posisi yang berbeda terkait perang di Ukraina, EU dapat menyatukan negara-negara anggotanya untuk tetap konsisten dalam mendukung integritas teritorial Ukraina. ASEAN dapat belajar dari ini dengan meningkatkan solidaritas dan kesepahaman di antara anggotanya dalam menghadapi isu-isu regional, seperti sengketa Laut China Selatan.

Independensi sebagai Pilar Kekuatan. Independensi EU dalam mengambil keputusan tanpa tekanan dari pihak luar, termasuk dari anggota yang mungkin memiliki agenda berbeda, adalah penting untuk menjaga otoritas dan kredibilitas organisasi. Keputusan EU untuk memindahkan pertemuan dari Budapest ke Brussels, karena sikap Hongaria yang pro-Rusia, menunjukkan pentingnya mempertahankan nilai-nilai dasar organisasi. ASEAN bisa menerapkan prinsip ini dengan memperkuat mekanisme internal untuk memastikan bahwa keputusan organisasi mencerminkan kepentingan bersama dan nilai-nilai dasar ASEAN, seperti perdamaian, stabilitas, dan hak asasi manusia.

Pembelaan terhadap Keanggotaan dan Integritas. EU menunjukkan bahwa menjaga integritas organisasi adalah penting, bahkan jika itu berarti mengambil langkah tegas terhadap anggotanya sendiri. Misalnya, EU dapat mengambil tindakan seperti pengurangan hak suara atau bahkan pengusiran terhadap negara anggota yang melanggar nilai-nilai dasar. ASEAN dapat memperkuat mekanisme serupa untuk memastikan bahwa negara-negara anggota tetap berkomitmen pada prinsip-prinsip organisasi, dan tidak ada anggota yang merusak kesatuan dan integritas ASEAN.

Inspirasi untuk ASEAN. Dengan belajar dari dinamika EU, ASEAN dapat mengevaluasi dan mungkin memperbaiki strukturnya untuk menjadi lebih efektif dan relevan. ASEAN bisa mengejar integrasi yang lebih dalam, meningkatkan mekanisme penegakan keputusan, dan memperkuat kohesi serta solidaritas di antara negara-negara anggotanya. Ini dapat membantu ASEAN untuk lebih responsif dan proaktif dalam menangani isu-isu regional dan global, serta meningkatkan perannya dalam mempromosikan perdamaian, stabilitas, dan kesejahteraan di kawasan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Vox Pop Selengkapnya
Lihat Vox Pop Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun