Mohon tunggu...
Iwan Murtiono
Iwan Murtiono Mohon Tunggu... Lainnya - Google-YouTube project contractor

Pembela hak asasi dan demokrasi dengan bias sebagai orang Indonesia dalam memakai kacamata untuk melihat dunia, termasuk dalam memupuk demokrasi yang agak membingungkan antara demokrasi murni atau demokrasi a la Indonesia. Bahwa kita sering melihatnya dalam perspektif yang berbeda, karena demokrasi itu juga adalah sebuah karya kreatif dalam pembentukannya yang tidak pernah rampung, termasuk yang anti demokrasi juga tidak pernah lelah berusaha terus menguasai demi kepentingan sebagian kecil atau oligarki

Selanjutnya

Tutup

Vox Pop Pilihan

Tantangan dan Kegagalan ASEAN dari Pendekatan Empiris

18 Juli 2024   03:48 Diperbarui: 18 Juli 2024   05:29 51
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kesenjangan antara seruan diplomatik ASEAN dan kurangnya penegakan hukum telah lama mengikis kredibilitas, sehingga aktor-aktor eksternal memandang ASEAN tidak efektif. Untuk meningkatkan efektivitas, ASEAN memerlukan rasionalisasi mekanisme penegakan hukum yang lebih kuat dan perjanjian yang mengikat. Membangun kohesi dengan mengatasi kesenjangan ekonomi dan menyelaraskan kepentingan strategis di antara negara-negara anggota sangat penting untuk persatuan yang lebih besar. 

ASEAN juga sudah harus memikirkan masa depan yang setara atau lebih baik dari EU, kalau perlu membuang jauh ketakutan akan hilangnya rasa hormat pada pemimpin anggota yang lain atau self restraint yang serba membelenggu dan menghambat penghargaan atas demokrasi dan hak asasi rakyat pemilik ASEAN sesungguhnya, jadi bukan penghormatan pada pemimpin bengisnya.

Kesimpulan. ASEAN menghadapi tantangan signifikan dalam menangani reklamasi agresif Tiongkok di Laut Cina Selatan. Kegagalan untuk merespons secara kohesif menunjukkan keterbatasan struktural, prinsip non-intervensi yang berlebihan, dan tekanan geopolitik yang menghambat aksi terpadu. Kritik terhadap kelemahan ASEAN menyoroti erosi kepercayaan antar anggota dan ketidakmampuan untuk menetapkan kebijakan kolektif yang kuat. Reformasi mendasar diperlukan untuk memperkuat institusi ASEAN, mengatasi ketidaksetaraan ekonomi, dan mengembangkan mekanisme penegakan yang efektif guna menjaga stabilitas regional dan menghadapi tantangan eksternal dengan lebih tegas.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Vox Pop Selengkapnya
Lihat Vox Pop Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun