Kesenjangan antara seruan diplomatik ASEAN dan kurangnya penegakan hukum telah lama mengikis kredibilitas, sehingga aktor-aktor eksternal memandang ASEAN tidak efektif. Untuk meningkatkan efektivitas, ASEAN memerlukan rasionalisasi mekanisme penegakan hukum yang lebih kuat dan perjanjian yang mengikat. Membangun kohesi dengan mengatasi kesenjangan ekonomi dan menyelaraskan kepentingan strategis di antara negara-negara anggota sangat penting untuk persatuan yang lebih besar.Â
ASEAN juga sudah harus memikirkan masa depan yang setara atau lebih baik dari EU, kalau perlu membuang jauh ketakutan akan hilangnya rasa hormat pada pemimpin anggota yang lain atau self restraint yang serba membelenggu dan menghambat penghargaan atas demokrasi dan hak asasi rakyat pemilik ASEAN sesungguhnya, jadi bukan penghormatan pada pemimpin bengisnya.
Kesimpulan. ASEAN menghadapi tantangan signifikan dalam menangani reklamasi agresif Tiongkok di Laut Cina Selatan. Kegagalan untuk merespons secara kohesif menunjukkan keterbatasan struktural, prinsip non-intervensi yang berlebihan, dan tekanan geopolitik yang menghambat aksi terpadu. Kritik terhadap kelemahan ASEAN menyoroti erosi kepercayaan antar anggota dan ketidakmampuan untuk menetapkan kebijakan kolektif yang kuat. Reformasi mendasar diperlukan untuk memperkuat institusi ASEAN, mengatasi ketidaksetaraan ekonomi, dan mengembangkan mekanisme penegakan yang efektif guna menjaga stabilitas regional dan menghadapi tantangan eksternal dengan lebih tegas.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI