Mohon tunggu...
Iwan Setiawan
Iwan Setiawan Mohon Tunggu... Guru - Menulis untuk Indonesia

Pustakawan, dan bergiat di pendidikan nonformal.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Tahun Ini Nama Kami Terpampang

2 Juli 2023   14:59 Diperbarui: 2 Juli 2023   15:43 186
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi photo: Intisari online

"Salam, apa kabar Bu, Pah?"

"Baik, Nak. Kamu sendiri bagaimana?"

"Aa juga baik. Dan Teteh titip salam kangen"

"Istrimu sehat?"

"Baik, malah berat badannya naik dua kilo"

Panggilan telepon sore itu datang dari Ahmad, putra sulung kami. Ia baru saja diterima bekerja di Jakarta. Ia memboyong istrinya, Teteh, ke sana. Mereka tinggal di rumah keluarga Teteh.

Telepon sore itu membuat penantian kami menemui titik terang. Menjawab doa-doa yang kami panjatkan. Keinginan kuat kami untuk mempersembahkan hewan qurban sebagai pengamalan ajaran agama. Ahmad berencana mengikutkan kami sebagai pequrban.

Tak terkira kebahagiaan yang kami rasa. Ibadah qurban yang tak kami laksanakan bertahun-tahun, kini akan kembali kami jalani.

"Jadi memakai nama hamba Allah dalam daftar nama pequrban, Bu?"

"Nama ibu dong Pah, biar orang tak bertanya-tanya".

"Lho, katanya Tuhan pasti tahu. Tak mungkin ketuker."

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun