Mohon tunggu...
Febriwan Harefa
Febriwan Harefa Mohon Tunggu... Guru - Seorang tenaga pendidik

Membaca, Menulis, Travelling adalah aktivitas yang tidak bisa dipisahkan. Aktifitas setiap hari adalah sebagai tenaga pengajar.

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

Mengenal dan Mengetahui Solusi dari Kesehatan Reproduksi dan Permasalahan Mental Remaja Indonesia Saat Ini

25 Juli 2016   14:59 Diperbarui: 9 Agustus 2016   13:51 1020
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Dinding rahim belum terlalu kuat untuk menopang embrio. Selain itu rahim juga belum siap untuk menerima kehamilan, Kelahiran prematur, Bayi memiliki berat badan lahir yang kurang, Terjadinya plasenta previa, plasenta menempel dengan Rahim, Hipertensi saat hamil, toksemia, Meningkatnya tekanan darah dan kadar protein dalam urin.

sumber foto:3bp blogspot.com
sumber foto:3bp blogspot.com
Selain menjelaskan akibat dari kesehatan yang diakibatkan oleh hamil pada usia dibawah umur (13 tahun-18 tahun). Orangtua (Ibu) dapat menjelaskan dampak buruk lain. Seandainya seorang remaja yang masih sekolah mempunyai anak. Orangtua (Ibu) dapat memberikan beberapa pengertian kepada anaknya seperti:
  • Jika kamu melahiran anak tersebut kamu akan repot. Baik dengan anak yang baru kamu lahirkan maupun dengan sekolah kamu.
  • Biaya yang kamu keluarkan semakin banyak, contohnya dalam membeli popok bayi, biaya imunisasi. Ujung-ujungnya kamu harus berhenti sekolah demi mencari kebutuhan dari si bayi.

Pengertian-pengertian seperti diatas harus ditekankan kepada anak remaja sekarang ini dengan menggunakan bahasa yang halus dan mudah dimengerti. Sehingga si anak dapat mengetahui resiko dari melakukan hubungan di luar nikah, dan ia juga bisa menjaga tubuhnya dengan baik.

Guru di Sekolah

Selama ini guru disekolah kurang menjelaskan tentang kesehatan reproduksi kepada anak-anak didiknya. Bahkan pada saat saya SMA waktu mempelajari masalah alat reproduksi perempuan dan laki-laki guru biologinya kurang menjelaskan, dan berusaha untuk membahas tentang topik reproduksi dengan tidak begitu dalam.

Pada zaman era teknologi sekarang ini seharusnya guru berperan aktif dalam menjelaskan tentang masalah kesehatan reproduksi kepada anak didiknya tentunya dengan menggunakan bahasa yang sederhana, dan mudah dimengerti.

Karena jika guru tidak berperan aktif dalam menjelaskan kepada anak didiknya tentang kesehatan reproduksi. Maka si anak didik yang terpengaruhi dengan media sosial yang banyak menampilkan tentang video-video blue film atau gambar wanita telanjang akan terpengaruhi. Kemudian ia mencari sendiri tentang di google tentan alat-alat reproduksi tersebut, dan kemudian melakukan sama seperti dengan yang ada didalam video blue film yang ia lihat.

Selain daripada menjelaskan tentang keselamatan reproduksi. Guru di sekolah juga dapat berperan dalam menjaga keselamatan reproduksi anak-anak didiknya dengan cara menempel poster-poster seperti dibawah ini.

poster-kekerasan-pada-anak-578efb8b90fdfd50159cd191-1-5795c3f02e7a615b0c78906c.jpg
poster-kekerasan-pada-anak-578efb8b90fdfd50159cd191-1-5795c3f02e7a615b0c78906c.jpg
Pengertian-pengertian seperti diatas harus ditekankan kepada anak remaja sekarang ini dengan menggunakan bahasa yang halus dan mudah dimengerti. Sehingga si anak dapat mengetahui resiko dari melakukan hubungan di luar nikah, dan ia juga bisa menjaga tubuhnya dengan baik.

Guru di Sekolah

Selama ini guru disekolah kurang menjelaskan tentang kesehatan reproduksi kepada anak-anak didiknya. Bahkan pada saat saya SMA waktu mempelajari masalah alat reproduksi perempuan dan laki-laki guru biologinya kurang menjelaskan, dan berusaha untuk membahas tentang topik reproduksi dengan tidak begitu dalam.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun