Tio mengecup keningku, kemudian dia menuntunku untuk duduk di kursi teras sambil memandang gerimis.
Beberapa saat dalam keheningan, Tio berkata, "Jika bahagia bisa kita ciptakan, jangan pernah ragu mengambil keputusan, dosa memang. Tetapi, bukankah cinta di atas segalanya sampai logika pun kita lupa."
Aku yang mendengar Tio bicara seperti itu tak bisa membendung lagi aliran sungai di mata, malah ... derasnya melebihi rintik hujan di luar sana. Betapa cinta adalah sebenarnya cinta. Hanya karena deminya, aku rela melakukan apa saja.
"Aku ke kamar dulu," bisikku pada Tio, "Jenuh, mau baca-baca buku."
Aku ke kamar, merapikan sedikit demi sedikit buku-buku lama. Tangan dan pandanganku terhenti setelah aku melihat lembar koran yang tak sengaja terjatuh. Ternyata, lembar koran yang sudah terbit 5 bulan yang lalu, menuliskan tentang, 'KASUS PEMBUNUHAN MISTERIUS DAN BELUM TERKUAK - Seorang Ibu Rumah Tangga berinisial Y ditemukan tewas karena ditusuk dan dijerat seutas tali.'
Sumedang, 14 Desember 2021
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H