Menuju ke Dapdap, kami melewati Hotel Tara Bunga, hotel indah perintis pariwisata milik Jenderal TB Silalahi, yang sangat terkenal tahun 80-an. Kami juga melewati rumah keluarga dalam film Ngeri-Ngeri Sedap.
Berikutnya kapal menuju pantai Pangkodian, lalu pantai Meat tempat desa tenun. Pantai yang berdekatan ini berpasir putih.Â
Tujuan berikutnya air terjun Situmurun. Air terjun ini setinggi 70 meter dan tujuh tingkat air.Â
Kami tiba di sana, sudah ada tiga kapal ferry merapat.  Suara gembira terasa diakibatkan air terjun deras dan kencang. Kami mesti sedikit berteriak untuk berbicara. Angin membawa percikan air ke wajah kami. Satu dua pengunjung  berenang berpelampung di dekat jatuhnya air. Kami mengambil beberapa foto dan video, lalu pergi.
Air danau tenang. Langit masih berawan. Kapal cepat kami melewati rombongan eceng gondok yang terlepas dan terbawa arus ombak ke tengah danau. Sesekali Kusnandi memutar kemudi yang memainkan air terciprat ke dalam kapal. Kami tertawa. Berada di tengah danau yang serupa laut itu, dada berkembang, terasa lepas dan bebas. Sesekali kami berpapasan dengan ferry.
Destinasi berikutnya desa eko Silimalombu di pulau Samosir. Saya sudah reservasi untuk makan siang di homestay milik Ratna Gultom dan Thomas Heinsle ini. Mereka mengelola tanah dan kebun dengan cara permakultur. Sekali tanam panen selamanya.Â
Di desa ini ada beragam pohon buah-buahan lain, dan sayuran. Ayam dan bebek dipelihara untuk diambil telurnya. Tempat ini cukup dikenal karena telah banyak menginspirasi orang melakukan hal sama. Tahun 2020, ketika Ratu Maxima dari Belanda berkunjung ke Indonesia, pun mampir ke homestay ini.Â
Homestay Silimalombu penuh orang. Sekitar 20 pengunjung sudah di sana untuk makan siang. Ini kunjungan saya ke sekian kali.
Kami tiba disambut minuman segar jus mangga. Desa memang punya kebun mangga yang berusia ratusan tahun. Pohonnya tinggi namun buahnya kecil. Konon Samosir tiap tahun kelebihan panen 4 ton mangga tiap hari, pada masa panen.
Dan wow ... menu makan siang itu sangat beragam. Ikan mas goreng, Â panggang dan arsik (pepes ikan khas Batak Toba), labu kuning panggang berlumur minyak zaitun garam merica, salad hijau segar -jipang, daun singkong tumbuk masak santan, ketimun, daun kenikir-, lobster, pizza andaliman, telur bebek dadar sayur, spagethi dan saus tomat, beragam sambal dan saus, dan nasi tentu saja.
Sebagai penutup disajikan apel yang bukan apel, yaitu jipang muda kuah biji markisa. Krispi dan manis. Mango wine -fermentasi mangga, di sloki-sloki tersedia bagi yang ingin mencicip. Ada juga air teh daun markisa panas. Setandan pisang raja tergantung di tengah ruang.Â