Faktor-faktor lainnya yang menyebabkan pergeseran PPC (umumnya bersifat force majeure) :
- Iklim/ cuaca buruk
- Perang
- Inequality
- Penurunan GDP (Gross Domestic Product) atau pendapatan suatu negara
- Perekonomian di bawah full-employment
- Teknologi buruk yang menurunan kualitas atau kuantitas suplai
- Imigrasi
- Wabah penyakit
III. Pasca pergeseran PPC
Sepanjang garis kurva PPC, terdapat peluang pilihan, antara memilih memeluk materi (ekonomi) atau memeluk kehidupan (kesehatan publik melawan pandemi). Pemangku kebijakan dan semua pihak, diharapkan agar seimbang dan sebijak mungkin dalam memilih trade-off pada PPC baru tersebut, dengan tetap berpendirian teguh bahwasanya kesehatan lebih utama dari harta (health should come before wealth) untuk saat ini.
Keterangan Gambar
Titik K: posisi kesetimbangan sebelum pandemi
Poin EK: lokasi pilihan untuk mempertahankan perekonomian pada posisi Kesetimbangan semula (K), namun langkah ini akan menelan banyak korban yakni sebesar 'a' satuan pengukuran.
Poin HK: Pilihan menjaga tingkat kesehatan seperti Kesetimbangan sebelumnya (K), namun langkah ini akan menciutkan ekonomi, sebesar 'b' satuan pengukuran.
IV. PPC bentuk tidak lazim : Convex
Lokasi EK dan HK tidak terlalu feasible, maka kemungkinan posisi ekuilibrium yang baru akan terletak di antara titik EK dan HK.
Pada analisis yang lebih mendalam lagi (fascinating discussion) ditemukan bahwa PPC pada era pandemi ini mengalami transformasi adaptif pada bentuk kurvaturnya, dari yang semula konkaf menjadi konveks. Bentuk kurva yang sejatinya berlawanan bentuknya dari PPC pada umumnya itu, diistilahkan sebagai 'hollowing out' atau rongga lekukan. Kajian mengenai hal tersebut cukup menarik, selain isu lainnya yakni drift effects, yang diteliti oleh Joshua Gans.
(Sumber klik disini : https://www.bbntimes.com/global-economy/covid-19-production-possibility-frontiers )