Reflex Suci mempererat pelukannya pada Arman. Lelaki sumber inspirasinya, yang telah dia khianati.
"Makasih.. pelukan terakhir Suci, jawaban dari Mas untuk maaf yang suci minta"
Entah apa yang terjadi, tenaga Arman tiba-tiba saja pulih, dia duduk di sebelah Suci. Arman meraih tangan Suci yang terasa dingin di tangan Arman. Arman mencoba tersenyum dan menarik tangan Suci ke dalam genggamannya dan menciumnya.
Tak kata yang keluar lagi dari mulut Arman. Arman sepenuhnya sadar, bahwa sayang dan cinta ini, masih sepenuhnya untuk Suci. Arman tak butuh alasan mengapa dulu Suci pergi, apa yang telah dia lalukan selama kepergiannya, apa yang dipikiran suci hingga dia kembali lagi. Semuanya, Arman tak butuhkan itu.
Bukankah, diantara do'a yang dia munajatkan pada malam-malam sunyinya, semoga suatu hari kelak suci akan kembali padanya. Sekarang Suci sudah kembali, do'anya sudah terkabul. Tugas Arman kini memaafkan semuanya, menerima Suci dengan segala ketulusan, mencegah Suci untuk tak pergi lagi.. menggenapkan apa-apa yang dulu belum sempat mereka sempurnakan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H